Pemerintah tengah mencari investor untuk membangun pembangkit energi terbarukan berkapasitas 75 gigawatt (GW) dalam waktu 15 tahun mendatang, kata Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden, pada World Leaders Climate Action Summit, Senin (11/11).
Hashim mengatakan pada KTT Iklim PBB 2024 di Baku, Azerbaijan bahwa rencana tersebut merupakan bagian dari komitmen Prabowo Subianto terhadap Perjanjian Paris.
Indonesia, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, menargetkan untuk mencapai net zero emission pada 2060, termasuk dengan menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan menggantinya dengan energi terbarukan.
”Akan ada program baru yang ditawarkan oleh Presiden Prabowo dan pemerintahannya kepada dunia. Salah satunya adalah program penambahan pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt yang akan diterapkan oleh pemerintah dalam 15 tahun ke depan,” kata Hashim.
Proyek-proyek terbarukan tersebut akan mencakup pembangunan pembangkit tenaga surya, hidro, panas bumi, dan nuklir, kata Hashim, tanpa menjelaskan rencana untuk 25 GW sisanya.
Kapasitas daya terpasang Indonesia saat ini lebih dari 90 GW. Sekitar 50 persen di antaranya masih menggunakan batu bara, dan hanya kurang dari 15 persen yang sudah menggunakan energi terbarukan. Saat ini Indonesia belum memiliki pembangkit nuklir karena isu terus menjadi perbincangan mengingat Indonesia merupakan wilayah rawan gempa bumi.
BACA JUGA: Pengamat: Ingin Ekonomi Tumbuh 8 Persen, Prabowo Perlu Percepat dan Perkuat Transisi EnergiDalam pidatonya, Hashim juga mengatakan Indonesia berencana untuk menawarkan proyek pengimbangan karbon yang dapat menghilangkan ratusan juta metrik ton emisi karbon dari atmosfer. Dia tidak menjelaskan secara detil proyek-proyek tersebut.
Prabowo juga akan memulai proyek reboisasi seluas 12,7 juta hektare hutan yang terdegradasi parah selama bertahun-tahun, dengan pendanaan yang melibatkan sumber-sumber asing. Hashim menambahkan bahwa Bezos Earth Fund, proyek pendanaan hijau senilai $10 miliar milik Jeff Bezos, sudah menunjukkan minat terhadap proyek tersebut.
Bezos Earth Fund tidak segera menanggapi permintaan komentar. [ah/rs]