Pemerintah Junta Guinea Tutup Stasiun Radio dan TV

Pemimpin junta Guinea, Kolonel Mamady Doumbouya

Pemerintah Guinea yang didominasi militer, telah melarang beroperasinya empat stasiun radio swasta paling popular di negara itu dan satu saluran televisi swasta. Kementerian informasi mengatakan itu pada Rabu (22/5).

Izin operasi dari stasiun radio FIM FM, radio Espace FM, Sweet FM, dan Djoma FM, begitu juga Djoma TV, dtaruk karena “kegagalan untuk mematuhi spesifikasi konten”, kata kementerian itu, tanpa menyebut detil lebih jauh.

Larangan itu mengikuti serangkaian pembatasan yang diterapkan kepada media oleh junta, yang merebut kekuasaan pada 2021.

“Represi terhadap media harus dihentikan,” tulis lembaga pengawas media Reporters Without Borders (RSF) di X. Organisasi ini juga menambahkan bahwa pihak berwenang telah berkomitmen untuk “mengakhiri pemblokiran dalam situasi yang sudah dramatis” bagi outlet media.

Empat stasiun radio swasta telah terus menerus macet siaran sejak November, tiga saluran televisi swasta tidak dapat diakses gambarnya, dan setidaknya tiga laman berita di blokir selama beberapa pekan pada 2023, menurut laman RSF.

Pada akhir 2023 dan awal 2024, pihak berwenang juga membatasi akses internet selama beberapa pekan dan menahan pemimpin serikat media selama lebih dari satu bulan, yang mendorong terjadinya mogok massal.

Guinea berada di peringkat 78 dari 180 negara dalam peringkat kebebasan pers RSF tahun 2024. [ns/jm]