Pemerintah akan terus memantau perkembangan ekonomi nasional serta global dan akan berupaya mengantisipasi dengan cepat jika terjadi gejolak agar dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia tidak berkepanjangan. Demikian disampaikan Menteri Keuangan, Chatib Basri.
Bertempat di Kementerian Keuangan, di Jakarta, Senin (6/10), berlangsung pertemuan tertutup Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Selain Menteri Keuangan, Chatib Basri, nampak hadir dalam pertemuan tersebut Gubernur BI, Agus Martowardojo. FKSSK dilakukan rutin setiap tiga bulan membahas kondisi terakhir perkembangan ekonomi di dalam negeri maupun global.
Kepada pers Menteri Keuangan, Chatib Basri menjelaskan, meski masih terjadi beberapa gejolak pada perekonomian Indonesia, diantaranya melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang saat ini berada diposisi Rp 12.100 per dolar Amerika, defisit neraca perdagangan dan tingginya laju inflasi, secara keseluruhan perekonomian Indonesia terkendali.
Selain situasi politik di dalam negeri yang berdampak negatif terhadap perekonomian, diantaranya disahkannya Undang-Undang Pilkada, Menteri Chatib Basri menambahkan pemerintah juga terus memantau dampak yang ditimbulkan dari luar negeri termasuk melambatnya pertumbuhan ekonomi China.
“Secara umum situasi terkendali dan masih didalam dengan apa yang diperkirakan, namun juga melihat beberapa potensi persoalan yang harus diantisipasi dengan baik. Mengenai perkembangan kondisi perekonomian global dimana perlambatan ekonomi China, dan juga penurunan harga komoditi tentu akan berpengaruh kepada proyeksi termasuk concern kami terhadap masalah current account defisit,” jelas Menteri Chatib Basri.
Pada kesempatan sama, Gubernur BI, Agus Martowardojo menjelaskan, selain situasi politik di dalam negeri yang cenderung berdampak negatif terhadap pasar uang, BI juga terus memantau dampak yang mungkin terjadi terkait rencana Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan tingkat suku bunga.
“Nilai tukar ada deviasi khususnya didua minggu terakhir, sebelum akhir kuartal ke III tahun 2014 , dalam banyak hal adalah karena market melihat kondisi tingkat bunga yang mungkin akan meningkat di Amerika Serikat, ada faktor extern dan juga domestik, tetapi secara umum stabilitas sistem keuangan terjaga dengan baik,” kata Gubernur BI, Agus Martowardojo.
Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan laju inflasi juga harus dijaga karena akan berdampak terhadap tingginya harga berbagai komoditi pangan sehingga berpotensi melemahkan daya beli masyarakat. Kondisi tersebut membuat ekonomi sulit bergerak. Target inflasi tahun ini berada pada kisaran 5,4 persen, sementara tahun depan sekitar 5,6 persen.
“Menjaga inflasi agar tetap berada dikisaran target inflasi yang kita sudah canangkan, Bank Indonesia akan siap berpartisipasi melakukan kebijakan dengan lembaga-lembaga yang lain untuk merespon kondisi yang ada,” jelasnya.