Pengamat intelijen senior Brian Liston mencatat, selama 2022, akun media sosial palsu di AS yang diyakini berasal dari Rusia, masih belum ramai. Namun, kondisi itu berubah pada Agustus, mendekati pemilihan paruh waktu AS.
“Kami melihat akun-akun itu mulai aktif, berbicara tentang kecurangan pemilu atau pemilu akan dicurangi, dengan pengisian surat suara dan hal-hal seperti itu, atau Demokrat akan mencoba mencurangi pemilu,” kata Liston, yang bekerja untuk Recorded Future, sebuah perusahaan keamanan siber.
Liston adalah satu dari sejumlah peneliti jaringan siber, pakar keamanan siber, lembaga pemerintah, dan lainnya yang mengamati media sosial, situs web, media pemerintah, dan pengumuman penegakan hukum untuk melacak kampanye disinformasi terpadu yang berasal dari musuh AS seperti Rusia, China, dan Iran.
Your browser doesn’t support HTML5
Situs berita bohong oleh organisasi yang terkait dengan pemerintah itu memaparkan berita yang memecah belah tentang AS, yang kemudian dipromosikan oleh media sosial palsu yang berpura-pura menjadi orang Amerika. Liston mengatakan operator Rusia menabur perpecahan bahwa sistem pemungutan suara AS tidak dapat dipercaya.
Operator China menyoroti besarnya kecemasan tentang kejujuran surat suara, sebagai bukti bahwa demokrasi Amerika tidak berjalan dengan baik. [ps/ft]