Pemilihan Paruh Waktu AS dan Upaya Menarik Pemilih Keturunan Asia

Warga keturunan Asia pendukung Partai Republik, ikut berkampanye di luar TPS di Houston, Texas, pada pemilu tahun 2020 (foto: ilustrasi).

Dalam 20 tahun terakhir, warga Asia di AS telah berkembang menjadi kelompok pemilih dengan pertumbuhan paling cepat, dan banyak aktivis mengatakan, seandainya kelompok ini melibatkan diri dalam politik, mereka bisa menjadi penentu dalam kontes persaingan yang ketat. Tetapi menggairahkan penyertaan pemilih di dalam masyarakat Asia ini merupakan tantangan sulit.

Berbagai percakapan dalam bahasa-bahasa Asia terdengar di seluruh kota. Stasiun-stasiun radio, lewat telepon, para aktivis keturunan Asia menyebarkan pesan tentang pentingnya untuk menyumbangkan suara dalam pemilihan paruh waktu mendatang.

Steven Woo adalah aktivis dari organisasi akar rumput Woori Juntos, sebuah organisasi untuk warga keturunan Korea yang berbasis di Houston, Texas.

“Hai, kalau Anda akan memilih, suarakan kekuatan Anda dan pilih kandidat yang mewakili hal-hal yang ingin Anda realisasikan,” ujar Woo.

BACA JUGA: Ketika AS Bersiap untuk Pemilu Paruh Waktu, Siapakah yang akan Memberikan Suara?

Kini terdapat lebih dari 13 juta warga Amerika keturunan Asia yang berhak memilih di AS, dan mereka terkonsentrasi di lima negara bagian, California memiliki pemilih Asia terbesar, berikutnya New York, dan yang ketiga Texas.

Warga Asia banyak yang tinggal di Texas karena biaya hidup yang lebih murah dan menurut Steven Wu “Ketika satu orang pindah ke sini, kami ingin pergi ke tempat di mana ada orang-orang yang kami kenal. Jadi kami cenderung mencari tempat seperti itu,” tambahnya.

Di Fort Bend County, salah satu daerah pinggiran kota Houston, warga Asia mencapai 20% dari populasinya. Tetapi dalam sebuah survei nasional, warga Asia mengatakan, partai-partai politik tidak berusaha mendekati mereka, termasuk Miguel Dacones, yang orang tuanya berasal dari Filipina.

“Saya melihat berbagai brosur dikirim ke rumah saya. Tetapi saya belum pernah dihubungi secara khusus terkait dengan asal-usul etnis saya,” kata Dacones.

Christine Chen aktif di sebuah kelompok bernama Asian & Pacific Islander American Vote. “Kami secara konsisten menyaksikan bahwa sedikit di atas setengah dari masyarakat kami yang dihubungi baik oleh Partai Demokrat maupun Partai Republik,” tukasnya.

Alasannya rumit, mengapa pemilih Asia yang berpotensi ini tidak dihubungi oleh partai-partai politik. Warga Asia hanya mencapai 5,5% dari pemilih di AS, dan mereka bukan sebuah kelompok yang monolit, melainkan beragam baik dari segi budaya maupun bahasa.

Gene Wu adalah seorang warga Amerika keturunan Tionghoa dan duduk di DPR negara bagian Texas. Ia mengatakan, “Ini masalah prioritas, memanfaatkan sumber-sumber daya Anda secara paling efisien, dan menghubungi populasi Asia lebih sulit karena ada perintang bahasa, dan juga keenggaanan untuk membina kontak.”

Your browser doesn’t support HTML5

Pemilihan Paruh Waktu dan Upaya Menarik Pemilih Keturunan Asia

Menurut Steven Woo, menghubungi orang-orang lewat komunikasi dalam bahasa induk mereka tidak terjadi dalam politik, dan organisasi akar rumput Asia berusaha untuk mengisi kesenjangan itu.

“Saya melihat lebih dari lima organisasi akar rumput dalam kurun beberapa tahun terakhir ini bermunculan. Saya juga melihat lebih banyak pendanaan datang ke Texas dan ditujukan untuk membantu mengorganisir warga Asia Amerika. Texas ini besar sekali, Houston besar. Kami perlu memiliki banyak organisasi untuk mengisi semua perspektif ini, etnisitas, tingkat pendapatan dan sebagainya, yang hadir di dalam kota ini,” ujarnya.

Para aktivis mengatakan, hanya kalau orang-orang pergi ke TPS dan memberikan suara mereka maka beragam pandangan, pendapat, dan budaya akan tercermin dan diperhatikan baik oleh pejabat terpilih lokal maupun nasional. [jm/lt]