Pemilu 2014: Kesempatan Kalangan Muda Pimpin Negara

  • Iris Gera

BJ Habibie saat memaparkan dukungannya terhadap kalangan muda untuk memimpin negara, dalam acara diskusi "Mencari pemimpin muda berkualitas" di Habibie Center, Jakarta, Rabu, 26 Maret 2014 (VOA/Iris Gera)

Mantan Presiden RI, BJ Habibie menegaskan sangat mendukung semangat dan program yang ditawarkan para calon pemipin berasal dari kalangan muda, dalam diskusi di Habibie Center, Rabu (26/3).
Dalam paparannya pada acara diskusi bertema "Mencari pemimpin muda berkualitas" yang diselenggarakan Habibie Center di Jakarta, Rabu (26/3), Anies Baswedan mengatakan sudah saatnya calon pemimpin di Indonesia berasal dari kalangan muda agar pemerintahan di Indonesia berjalan dinamis.

“Menurut saya dibutuhkan Indonesia hari ini adalah sesuatu yang baru, berbeda dari yang sebelumnya, memang baru itu biasa diasosiasikan dengan muda, anak muda memang tak bisa menceritakan masa lalu karena pengalamannya minim, tapi anak muda bisa menawarkan masa depan dan yang dibutuhkan republik ini bukan cerita masa lalu, yang dibutuhkan justru adalah menjawab masa depan,” kata Anies Baswedan.

Peserta lain konvensi capres Partai Demokrat, Dino Patti Djalal berpendapat, kondisi Indonesia masa mendatang tidak lagi menghadapi persoalan-persoalan terkait ekonomi seperti krisis ekonomi atau krismon, melainkan kemampuan menunjukkan berbagai potensi.

“Presiden 2014 tidak lagi mengejar angka-angka krisis moneter, karena angka-angka krismon itu sudah terlewati oleh kita sekarang, sudah terkejar, tapi yang dikejar adalah angka-angka yang mencerminkan potensi Indonesia,” ungkap Dino Patti Djalal.

"Ini harus bisa dimanfaatkan oleh kita semua untuk mempengaruhi peta geopolitik dunia, apakah itu terkait nasib seorang TKI, apakah itu terkait nasib Palestina, ataupun Laut Cina Selatan, apapun even-even politik atau geopolitik dunia agar relevansi Indonesia sangat bisa dirasakan dan diperhitungkan oleh komunitas dunia,” lanjutnya.

Pada kesempatan sama, mantan Presiden BJ. Habibie menegaskan sangat mendukung semangat dan program yang ditawarkan para calon pemipin berasal dari kalangan muda.

“Presiden yang akan datang harus berusia antara 40 dan 60 tahun, dia harus bisa menyelesaikan masalah-masalah secara tuntas dan sebagai orang tua, saya salah kalau tidak memberikan toleransi dan kesempatan kepada yang muda berkembang, dan yang muda yang berkembang itu harus lebih baik dari generasi dari sebelumnya," kata mantan Presiden BJ Habibie.

"Menilai seorang pemimpin bukan apa yang telah dia hasilkan, jejak-jejaknya, tetapi apakah dia berhasil manusia-manusia yang dia pimpin lebih baik dari dirinya, kalau lebih baik is a good leader, kalau sama saja sangat malu,” lanjutnya.

BJ Habibie juga berharap para senior yang menjabat sebagai anggota DPR dan dalam pemerintahan saat ini memberi kesempatan bahkan mendukung kalangan muda untuk berkarya.