Pemilu Israel Kembali Hasilkan Kebuntuan Politik

Hasil penghitungan suara di markas besar "partai Biru dan Putih" Benny Gantz pasca pemilu parlemen di Tel Aviv, Israel, 17 September 2019.

Dengan penghitungan suara yang masih berlangsung, dua partai politik utama Israel gagal membentuk koalisi mayoritas karena tidak berhasil merebut sedikitnya 61 kursi di Knesset, parlemen Israel yang beranggotakan 120 orang.

PM Benjamin Netanyahu dari Partai Likud tidak mengklaim kemenangan atau mengakui kekalahan ketika berbicara kepada para pendukungnya, Rabu pagi. Ia mengatakan kepada mereka, dalam beberapa hari mendatang, ia akan berusaha membentuk pemerintah zionis yang kuat, yang tidak melibatkan partai-partai Arab.

Penantangnya dan mantan panglima Israel, Benny Gantz, dari Partai Biru dan Putih mengatakan, di hadapan para pendukungnya yang bersorak-sorai, “akan berusaha membentuk pemerintah persatuan yang luas yang akan mengekspresikan keinginan rakyat.”

Segera setelah hasil akhir diterima, Presiden Reuven Rivlin akan melangsungkan pembicaraan dengan masing-masing kepala partai, dan meminta Netanyahu atau Gantz untuk membentuk sebuah pemerintahan.

Orang yang paling didengar dalam pengambilan keputusan politik saat ini, seperti halnya sebelumnya, adalah mantan menteri pertahanan Avigdor Lieberman, kepala Partai Yisrael Beitenu yang didukung Rusia. Ia mendukung dibentuknya pemerintah persatuan yang melibatkan partai Netanyahu, partai Gantz, dan partainya, tanpa melibatkan partai ultra-Ortodoks atau partai-partai lebih kecil.

Setelah pemilu terkini, Gantz mengatakan ia hanya akan mempertimbangan pemerintah persatuan apabila Netanyahu mundur sebagai pemimpin Likud. Netanyahu menghadapi serangkaian tudingan korupsi, termasuk penipuan dan pelanggaran kepercayaan. [ab/uh]