Pemilu Parlemen Israel akan Berlangsung Ketat

  • Scott Bobb

PM Israel dan kandidat dari Partai Likud Benjamin Netanyahu mengunjungi permukiman Yahudi Har Homa, di Yerusalem timur sehari sebelum pemilu parlemen, Senin (16/3).

Rakyat Israel bersiap-siap memberi suara hari Selasa (17/3) untuk memilih parlemen yang baru. Diperkirakan tidak akan ada partai politik yang memenangkan lebih dari seperempat (25 persen) dari total kursi parlemen.

Ribuan orang berkumpul Minggu malam di Tel Aviv untuk mendukung kampanye terakhir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjelang pemilihan parlemen hari Selasa (17/3).

Berbagai jajak pendapat yang dirilis Jumat - hari terakhir jajak pendapat boleh dilakukan sebelum pemilu - menunjukkan partai Likud Perdana Menteri Netanyahu kalah beberapa suara dari aliansi sayap tengah-kiri yang dipimpin partai Buruh yang beroposisi.

Netanyahu mendesak para pendukungnya untuk menggalang kekuatan. Dia mengatakan besarnya kesenjangan di antara partai-partai yang ingin memimpin negara itu bisa menjadi faktor yang menentukan siapa yang akan membentuk pemerintahan mendatang. Ini merupakan perjuangan yang menentukan dan persaingan yang ketat, katanya.

"Kita harus menutup kesenjangan ini," ujar Netanyahu.

Aliansi sayap tengah-kiri yang dipimpin pemimpin Partai Buruh Isaac Herzog unggul pada hari-hari terakhir kampanye.

Herzog mengatakan kepada para pendukungnya dalam kampanye bahwa setelah enam tahun pemerintahan yang dipimpin Netanyahu, tiba waktunya untuk mengadakan perubahan.

Dia mengatakan kita harus berjuang bersama. Kita harus bersatu dan bekerja sama supaya berhasil. Dan kita akan menang karena pilihannya hanya kita atau dia.

Baik partai Likud pimpinan Netanyahu ataupun aliansi Serikat Zionis yang menaungi Herzog diperkirakan tidak akan memenangkan 61 kursi mayoritas yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan berikutnya.

Hasilnya, kedua pihak berupaya menarik dukungan dari partai-partai yang lebih kecil dari berbagai spektrum politik mulai dari komunis sampai Yahudi ortodoks.