Pemimpin AS, China Tawarkan Jalur Berbeda kepada Tokoh-Tokoh Bisnis Asia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bersama Presiden China Xi Jinping, menghadiri konferensi pers di Balai Besar Rakyat China, Beijing, Kamis, 9 November 2017. (AP Photo / Andy Wong).

Presiden Amerika dan China menawarkan pandangan yang berbeda tajam mengenai arah perdagangan di Asia, dalam pidato terpisah di hadapan para pemimpin bisnis hari Jumat.

Presiden Amerika Donald Trump mengatakan dalam KTT CEO APEC bahwa ia bersedia membuat perjanjian perdagangan bilateral dengan negara manapun di kawasan Indo-Pasifik. Akan tetapi ia menolak tegas perjanjian multinasional seperti Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang beranggotakan 12 negara, yang segera ia tinggalkan pada hari-hari pertama pemerintahannya.

Trump menyatakan bahwa pada masa lalu, sewaktu negaranya mengurangi rintangan pasar, negara-negara lain tidak membuka pasar mereka untuk Amerika. Akan tetapi mulai sekarang, Trump memperingatkan bahwa Amerika akan mengharapkan mitra-mitranya mematuhi peraturan itu dengan taat. Ia mengharapkan pasar akan terbuka pada tingkat yang sama dan bahwa investasi swasta yang akan mengarahkan investasi.

Tetapi mewujudkan hal tersebut tidak mudah. China telah menunjukkan negara itu tidak berniat untuk mematuhi peraturan, kata Fraser Howie, salah seorang penulis buku Red Capitalism: The Fragile Financial Foundation of China's Extraordinary Rise.

Ia menambahkan bahwa perdagangan dan akses adalah isu yang sulit dan rumit, dan sejauh ini Trump memiliki rekam jejak yang buruk dalam hal menuntaskan rencana kebijakan, baik itu larangan perjalanan, pembangunan tembok di perbatasan, layanan kesehatan atau kebijakan pajak.

Presiden China Xi Jinping, yang keberhasilan ekonomi negaranya banyak digerakkan oleh perencanaan pemerintah berskala besar, berbicara seusai pidato Trump di hadapan hadirin di Da Nang.

Xi merangkul konsep multilateral, dan secara khusus menyerukan dukungan bagi Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP), yang akan menyelaraskan perjanjian ekonomi bilateral dan regional.

China tidak diundang menjadi anggota TPP, yang dipimpin Amerika dan Jepang dan yang dimaksudkan untuk menjadi benteng dalam menghadang ambisi strategis China.

Xi juga menyebut globalisasi sebagai tren yang tidak dapat diubah, tetapi ia menyatakan dunia harus berupaya untuk membuatnya lebih seimbang dan inklusif. [uh/lt]