Pertemuan puncak antar-Korea dimulai Jumat pagi (27/4) dengan suatu langkah bersejarah, sewaktu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melewati garis demarkasi militer yang memisahkan Korea selama 60 tahun lebih.
Para pemimpin dari Korea Utara yang komunis dan Korea Selatan yang demokratis akhirnya berpelukan sebelum mengumumkan deklarasi bersama mengenai komitmen mereka bagi denuklirisasi dan perdamaian.
“Hari ini, Ketua Kim Jong-un dan saya mengukuhkan bahwa terwujudnya Semenanjung Korea yang bebas nuklir melalui denuklirisasi penuh merupakan tujuan bersama kami,” kata Presiden Moon Jae-in dalam suatu upacara untuk mengumumkan apa yang mereka sebut Deklarasi Panmunjom.
Pemimpin Korea Utara juga mendukung deklarasi bersama tersebut serta berbagai perjanjian antar-Korea sebelumnya tanpa merinci atau mengakui secara spesifik hasil yang disepakati terkait pembongkaran program nuklir Korea Utara.
“Kami telah memutuskan untuk membuka tahap transisi perbaikan hubungan dan pembangunan ini dengan menerapkan sepenuhnya Deklarasi Utara-Selatan dan semua perjanjian yang telah disahkan,” kata Kim.
Kim kini menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang memasuki Korea Selatan. Ia disambut Moon, yang menunggu di sisi Korea Selatan perbatasan di desa Panmunjom. Ini adalah desa bersejarah di mana perjanjian gencatan senjata Perang Korea ditandatangani pada tahun 1953. Kedua pemimpin tersenyum sewaktu mereka berjabatan di sisi negara masing-masing. Kim kemudian melangkah melewati penanda perbatasan dari semen.
Kim mengatakan ia “gembira bertemu di tempat bersejarah ini” dan kemudian bertanya-tanya “mengapa perlu waktu begitu lama” untuk sampai ke sana.
“Ini benar-benar berdampak emosional yang kuat terhadap saya,” kata Kim mengenai sambutan hangat yang ia terima dari rakyat Korea Selatan.
Presiden Moon menyambut kedatangan Kim di wilayah Korea Selatan dan mengatakan ia ingin suatu hari mengunjungi Korea Utara. Seraya tertawa, keduanya sejenak bersama-sama melangkahi penanda perbatasan ke sisi wilayah Korea Utara di zona demiliterisasi itu.
Kedua pemimpin kemudian berfoto bersama. Sewaktu berfoto, Kim yang mengenakan baju setelan ala tokoh komunis Mao tampak tanpa senyum, sedangkan Moon yang tersenyum tampak mengenai setelah busana formal ala Barat.
Mereka juga sepakat untuk melanjutkan upaya-upaya memperbaiki hubungan yang sebelumnya semakin tegang karena berlanjutnya uji coba rudal dan nuklir Korea Utara, khususnya upaya-upaya yang dipercepat dalam dua tahun ini untuk membuat rudal nuklir balistik antar benua (ICBM) yang memiliki kemampuan menjangkau daratan Amerika.
“Kami nyatakan bersama bahwa tidak akan ada lagi perang di Semenanjung Korea dan bahwa era baru perdamaian telah dimulai,” kata Moon.
Pada pertemuan puncak mereka, Moon dan Kim mengadakan dua babak pertemuan. Pemimpin Korea Selatan menyelenggarakan jamuan makan malam yang menampilkan berbagai jenis hidangan terkenal Korea, termasuk hidangan mie dingin ala Pyongyang. Istri Kim, Ri Sol-ju, dan adiknya, Kim Yo Jong-un bergabung bersama delegasi Korea Utara dalam jamuan makan malam bersama Moon dan istrinya, Kim Jung-sook. [uh]