Kim Jong Un hari Minggu (15/4) menyampaikan pidato publik pertamanya dengan berjanji untuk membimbing Korea Utara menuju "kemenangan akhir".
Korea Utara dan dunia – untuk pertama kalinya – menyimak pidato pemimpin baru Kim Jong Un. Ia berpidato di hadapan umum di tengah kota Pyongyang, yang berkumpul untuk menyaksikan parade militer menandai 100 tahun lahirnya bapak bangsa dan presiden seumur hidup Kim Il Sung.
Wartawan VOA Steve Herman melaporkan dari Seoul, tank-tank mengikuti langkah tentara – yang sebagian di antaranya dihiasi medali – dan mengarahkan senjata mereka ke depan, melewati balkon utama di mana pemimpin baru Korea Utara – Kim Jong Un – yang merupakan cucu Kim Il Sung, membalas hormat mereka.
Beberapa saat sebelum parade resmi dimulai untuk menandai 100 tahun lahirnya mendiang Kim Il Sung, pemimpin baru Korea Utara itu menyampaikan pidato pertamanya – yang disiarkan langsung oleh televisi Korea Utara.
Kim menyampaikan salam kepada “rekannya di Korea Selatan dan seluruh dunia yang membaktikan diri bagi reunifikasi dan kemakmuran negara itu”. Kim juga mengatakan ia sedih karena Semenanjung Korea masih terpecah sejak berpuluh tahun.
Kim Jong Un yang berpidato selama 20 menit, terus menerus melihat ke teks pidato dan seringkali berhenti karena gemuruhnya tepuk tangan.
Pidatonya hanya berselang dua hari setelah negara itu gagal – dalam apa yang disebutnya – upaya meluncurkan satelit ke orbit bumi.
Peluncuran itu menurut masyarakat internasional adalah pelanggaran atas resolusi PBB yang melarang Korea Utara menggunakan teknologi misil balistik.
Militer Korea Selatan dan Amerika menggambarkannya sebagai peluncuran misil Taepodong-2 yang gagal.
Kim agaknya merujuk pada ledakan roket multi-tahap hari Jum’at itu yang terjadi kurang dari dua menit setelah diluncurkan ketika ia mengatakan.
Kim Jong Un mengatakan “pihaknya tidak mempercayai senjata-senjata modern seperti roket dan meriam, tetapi lebih percaya pada tentara dan komandan-komandannya”.
Satu hal pasti yang diketahui rakyat Korea Utara adalah ayah Kim Jong Un – Kim Jong Il – yang memimpin negara itu selama 17 tahun hingga wafat bulan Desember lalu, hanya berbicara satu kali di hadapan publik dan itu pun hanya kalimat pendek.
Korea Utara pekan lalu mengumumkan bahwa Kim Jong Un telah ditunjuk sebagai sekjen partai politik satu-satunya di negara itu dan ketua pertama Komisi Pertahanan Nasional yang merupakan badan tinggi yang mengatur negara.
Wartawan VOA Steve Herman melaporkan dari Seoul, tank-tank mengikuti langkah tentara – yang sebagian di antaranya dihiasi medali – dan mengarahkan senjata mereka ke depan, melewati balkon utama di mana pemimpin baru Korea Utara – Kim Jong Un – yang merupakan cucu Kim Il Sung, membalas hormat mereka.
Beberapa saat sebelum parade resmi dimulai untuk menandai 100 tahun lahirnya mendiang Kim Il Sung, pemimpin baru Korea Utara itu menyampaikan pidato pertamanya – yang disiarkan langsung oleh televisi Korea Utara.
Kim menyampaikan salam kepada “rekannya di Korea Selatan dan seluruh dunia yang membaktikan diri bagi reunifikasi dan kemakmuran negara itu”. Kim juga mengatakan ia sedih karena Semenanjung Korea masih terpecah sejak berpuluh tahun.
Kim Jong Un yang berpidato selama 20 menit, terus menerus melihat ke teks pidato dan seringkali berhenti karena gemuruhnya tepuk tangan.
Pidatonya hanya berselang dua hari setelah negara itu gagal – dalam apa yang disebutnya – upaya meluncurkan satelit ke orbit bumi.
Peluncuran itu menurut masyarakat internasional adalah pelanggaran atas resolusi PBB yang melarang Korea Utara menggunakan teknologi misil balistik.
Militer Korea Selatan dan Amerika menggambarkannya sebagai peluncuran misil Taepodong-2 yang gagal.
Kim agaknya merujuk pada ledakan roket multi-tahap hari Jum’at itu yang terjadi kurang dari dua menit setelah diluncurkan ketika ia mengatakan.
Kim Jong Un mengatakan “pihaknya tidak mempercayai senjata-senjata modern seperti roket dan meriam, tetapi lebih percaya pada tentara dan komandan-komandannya”.
Satu hal pasti yang diketahui rakyat Korea Utara adalah ayah Kim Jong Un – Kim Jong Il – yang memimpin negara itu selama 17 tahun hingga wafat bulan Desember lalu, hanya berbicara satu kali di hadapan publik dan itu pun hanya kalimat pendek.
Korea Utara pekan lalu mengumumkan bahwa Kim Jong Un telah ditunjuk sebagai sekjen partai politik satu-satunya di negara itu dan ketua pertama Komisi Pertahanan Nasional yang merupakan badan tinggi yang mengatur negara.