Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Ditahan

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny meninggalkan pengadilan HAM Eropa setelah meghadiri kasusny di Strasbourg, Perancis, 24 Januari 2018.

Polisi di Moskow telah menahan pemimpin oposisi Alexei Navalny pada rapat umum yang ia serukan untuk memrotes pemilihan presiden Rusia bulan Maret.

Navalny mencuit "Saya telah ditahan," dan mendesak pengikutnya untuk ikut berdemonstrasi.

Sebelumnya hari Minggu (28/1), Polisi Mokow mendobrak masuk ke markas besar Navalny, di mana laporan video langsung menunjukkan polisi menginterogasi dan menahan beberapa orang staffnya.

Pemimpin oposisi itu mengatakan pemilihan bulan Maret harus diboikot, dan menyebutnya “pemilihan yang berpura-pura.” Ia sebelumnya menyerukan demonstrasi menentang pemilihan itu di seluruh Rusia hari Minggu.

Navalny mengatakan hari Minggu dalam pesan video bahwa kehadiran besar-besaran polisi dalam demonstrasi tidak akan menghambatnya menghadirinya.

Navalny telah dilarang mencalonkan diri untuk pemilihan presiden karena hukuman percobaan penjaranya atas tuduhan yang menurutnya dibuat-buat. Ia mengemukakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin, yang selama 17 tahun ini memegang jabatan presiden atau perdana menteri, telah berkuasa terlalu lama. Navalny mengatakan popularitas Putin sebagian besar disebabkan kecondongan media pemerintah dan sistem pemilu yang menghambat lawan-lawan yang sah.

Putin, seorang mantan perwira KGB, akan sebagai calon independen, keputusan yang diyakini beberapa pengamat akan memperkuat citranya sebagai seorang pemimpin negara bukan tokoh partai politik. [gp]