Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado dan Edmundo González Urrutia, telah memenangkan “Sakharov Prize,” penghargaan hak asasi manusia tertinggi di Uni Eropa. Pengumuman ini disampaikan Presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola, Kamis (24/10).
Machado mencalonkan diri sebagai kandidat oposisi demokratis dalam pemilihan presiden Venezuela tahun 2024, tetapi ia didiskualifikasi oleh pemerintah, sehingga González menggantikannya. Dia belum pernah mencalonkan diri untuk jabatan apapun sebelum pemilihan presiden.
Menjelang pemungutan suara terjadi aksi penindasan yang meluas, termasuk diskualifikasi, penangkapan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Machado sempat bersembunyi, takut kehilangan nyawanya.
Pengadilan Venezuela mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk González, yang kemudian pindah ke Spanyol dan mendapatkan suaka.
Berbicara di hadapan parlemen Uni Eropa, Metsola mengatakan “Edmundo dan Maria terus berjuang untuk transisi kekuasaan yang bebas, adil, dan damai dan tanpa rasa takut menegakkan nilai-nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh jutaan rakyat Venezuela dan Parlemen ini: keadilan, demokrasi, dan supremasi hukum.”
“Parlemen ini mendukung rakyat Venezeula dan Maria dan Edmundo dalam perjuangan mereka untuk masa depan demokratis negara mereka,” ujar Metsola seraya menegaskan “Kami yakin Venezuela dan demokrasi pada akhirnya akan menang.”
Kelompok Machado menyatakan mereka memiliki bukti bahwa González memenangkan pemilihan presiden pada 28 Juli dengan selisih suara yang besar melawan presiden petahana Venezuela yang otoriter, Nicolás Maduro, meskipun ia mengklaim bahwa ia telah menang.
Kemenangan Maduro dipertanyakan oleh para pengamat independen, termasuk PBB. Dalam sebuah resolusi bulan lalu, parlemen Uni Eropa mengakui González sebagai presiden Venezuela yang sah.
Penghargaan Uni Eropa, yang dinamai sesuai dengan nama pembangkang Soviet peraih Hadiah Nobel Perdamaian Andrei Sakharov, diciptakan pada tahun 1988 untuk menghormati individu atau kelompok yang membela hak asasi manusia dan kebebasan dasar.
Pemenangnya dipilih oleh anggota parlemen senior Uni Eropa dari kandidat yang dinominasikan oleh berbagai kelompok politik di Parlemen Eropa.
Majelis itu mengatakan bahwa penghargaan tersebut merupakan “penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Uni Eropa untuk upaya menegakkan hak asasi manusia.” [em/ab]