Pimpinan PBB Desak Gencatan Senjata di Yaman Selama Ramadan

Pengikut kelompok bersenjata Houthi menghadiri aksi unjuk rasa menentang serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Sana'a (14/6).

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan agar pasukan pro-pemerintah dan pemberontak melakukan gencatan senjata kemanusiaan setidaknya dua minggu selama bulan suci Ramadan.

Pembicaraan damai yang dipimpin PBB antara faksi-faksi Yaman yang bersengketa mulai berlangsung hari Senin (15/6) di Swiss, sementara koalisi yang dipimpin Arab Saudi meneruskan serangan udara terhadap pemberontak Houthi di ibukota Sana'a sepanjang Minggu malam.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan pasukan pro-pemerintah dan pemberontak untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan setidaknya dua minggu selama bulan suci Ramadan. Ia mengatakan Ramadan seharusnya "merupakan saat untuk perdamaian, refleksi dan harmoni." Ramadan dimulai akhir pekan ini.

Ban berbicara di Jenewa, di mana utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheick Ahmed harus menghadiri pertemuan terpisah dengan delegasi pemerintah yang diasingkan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan pemberontak Houthi yang mengendalikan ibukota Yaman.

"Saat ini, keberadaan Yaman dipertaruhkan," kata Ban. "Sementara pihak bertengkar, Yaman ikut terbakar."

Pembicaraan damai merupakan upaya diplomatik pertama untuk menyelesaikan konflik yang memanas tiga bulan lalu ke arah peperangan regional, tetapi pertemuan tatap muka belum direncanakan dalam proses tersebut.

Menteri Luar Negeri Yaman Reyad Yassin Abdulla, pada hari Senin mengatakan pemerintahannya hanya akan membahas gencatan senjata dengan Houthi jika milisi keluar dari kota, ribuan tahanan dibebaskan, dan resolusi PBB disetujui.

Ban telah meminta kedua belah pihak untuk memasuki proses tersebut tanpa prasyarat, dan mengatakan ia berharap pertemuan itu akan memulai kembali transisi politik damai di Yaman. Dia mengatakan Senin pagi bahwa kedatangan delegasi Houthi tertunda, namun diharapkan tetap hadir hari ini.

Yaman berada dalam pergolakan politik sejak 2011 ketika para pengunjuk rasa memaksa Presiden Ali Abdullah Saleh lengser dari kekuasaannya. Saleh kini menjadi pendukung Houthi.

Pejuang Houthi menyapu habis wilayah Sana'a selatan hingga di kota pelabuhan Aden pada akhir Maret, membuat Hadi melarikan diri ke negara tetangga, Arab Saudi. Sebagai balasan, Arab Saudi mulai memimpin koalisi melakukan serangan udara terhadap Houthi atas permintaan Hadi.

Dewan Keamanan PBB membuat resolusi pada bulan April dan menuntut Houthi menghentikan kekerasan serta menarik diri dari wilayah yang mereka duduki, termasuk Sana'a. Dewan Keamanan PBB juga meminta semua pihak untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga sipil yang terimbas dampak konflik.

Pekan lalu, PBB mengatakan 21 juta dari 26 juta warga Yaman membutuhkan bantuan, dan pertempuran tersebut telah memaksa 1 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Konflik di Yaman telah menewaskan lebih dari 2.500 orang dan melukai 11.000 lainnya.