Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rabu (26/2), mengatakan pemerintah daerah masih menghitung kerugian akibat penghentian sementara penerbangan langsung dan impor komoditas pangan dari China.
BACA JUGA: Dampak Virus Korona pada Ekonomi Global"Ketika terjadi wabah SARS dulu, ekonomi yang lumpuh apa saja. Nah wabah virus Korona ini kan mirip SARS, ekonomi yang lumpuh apa saja. Kita antisipasi dampak pariwisata, transportasi, ekspor impor kita, kesiapan rumah sakit. Tingkat kelumpuhan ekonominya seperti apa,” ujar Ganjar di Solo.
Sebagai upaya deteksi dini, imbuh Ganjar, pihaknya sudah meminta dinas terkait, seperti perindustrian dan perdagangan untuk melakukan pengecekan apakah ada gangguan terhadap kegiatan perdagangan.
Hal itu dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi inflasi akibat kenaikan harga-harga barang impor, tambahnya. Ganjar mencontohkan masalah impor bawang putih dari China yang sempat terganggu akibat kekhawatiran tentang wabah virus korona.
“Kita mesti pastikan apakah produk impor dari China itu bisa menyebarkan virus Korona. Ternyata kan tidak. Ya impor harus segera dilanjutkan. Jangan sampai terjadi inflasi karena komoditas impor itu, termasuk bahan pangan lain,” kata Ganjar.
Langkah yang sama juga berlaku untuk ekspor komoditas dari Jawa Tengah. Ganjar menambahkan pihaknya sudah menyiapkan tim pakar untuk menganalisa data bersama untuk mengambil langkah antisipasi.
BACA JUGA: Antisipasi Dampak Virus Korona, Jokowi Siapkan Insentif Rp10,3 TriliunUntuk sektor pariwisata, ada 250 acara yang dijadwalkan digelar di 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah. Pemprov Jawa Tengah menargetkan acara-acara tersebut bisa menarik kunjungan 49,5 juta wisatawan domestik dan 850 ribu wisatawan asing.
Dengan adanya penghentian sementara penerbangan langsung dari Jawa Tengah ke China, pemprov Jawa Tengah membidik para turis dari negara kawasan Timur Tengah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng menunjukkan selama 2019 lalu, porsi impor nonmigas dari China mencapai 47,4 persen atau US$4,1 miliar dari keseluruhan impor Jateng yang mencapai US$8,6 miliar. Amerika Serikat dan Jepang yang masing-masing berkontribusi 6,51 persen dan 7,45 persen dari total impor Jateng.
Virus Korona juga berdampak pada aktivitas perguruan tinggi di Jawa tengah. Sejumlah perwakilan perguruan tinggi di China membatalkan kunjungan ke Indonesia karena wabah virus korona.
Your browser doesn’t support HTML5
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Profesor Jamal Wiwoho mengatakan akibat wabah korona, delegasi dari beberapa universitas di China batal menghadiri Dies Natalis UNS Solo yang akan digelar pada 10- 12 Maret. Padahal, imbuh Profesor Jamal, delegasi dari China sudah berencana mengirim delapan penari, rektor dan wakil rektor.
“Surat pemberitahuan baru kita terima dari mereka dan menyatakan karena wabah virus korona di China, delegasi kampus itu batal hadir di Dies Natalis UNS Solo Maret mendatang. Ya kita maklumi. Ada beberapa kampus luar negeri lainnya yang juga kita undang," ujar Jamal.
UNS Solo bekerja sama dengan Universitas Xi Hua di China mendirikan Confucius Institute yang menjadi pusat pembelajaran budaya China di UNS. Belasan alumni UNS jurusan bahasa Mandarin mendapat beasiswa melanjutkan studi ke kampus tersebut. Kedua pimpinan kampus ini sempat saling mengunjungi aktifitas perkuliahan di UNS dan di China beberapa bulan lalu sebelum wabah virus korona merebak. [ys/ft]