Membaiknya hubungan antara Riyadh dan Teheran setelah saling tidak percaya selama bertahun-tahun tampak ketika Arab Saudi membantu mengevakuasi warga Iran yang melarikan diri dari perang di Sudan pada Senin (1/5).
Angkatan laut Arab Saudi membawa 65 warga Iran dari kota Port Sudan ke Jeddah, dimana mereka kemudian akan terbang ke Teheran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyebut evakuasi itu "peristiwa positif" yang terjadi berkat kerja sama Arab Saudi-Iran.
Ahmed al-Dabais, seorang perwira senior militer Arab Saudi yang menangani operasi tersebut, kepada para pengungsi Iran dalam sebuah video yang disiarkan oleh televisi lokal mengatakan bahwa kedua negara bersahabat dan bersaudara dan mereka harus menganggap kerajaan itu sebagai negaranya sendiri.
Arab Saudi, di seberang Laut Merah dari Sudan, telah menjadi pusat penting upaya evakuasi saat negara-negara berupaya menarik ribuan warga negara asing keluar dari konflik yang tiba-tiba meletus pada 15 April.
Iran yang didominasi warga muslim Syiah yang revolusioner dan Arab Saudi yang didominasi Sunni konservatif telah berseteru selama bertahun-tahun. Kedua negara mendukung pihak-pihak yang berseberangan dalam perang dan perjuangan politik di seluruh Timur Tengah dalam perebutan pengaruh yang menyulut konflik dan mengobarkan kebencian sektarian.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 2016 setelah pengunjuk rasa Iran menyerbu Kedutaan Besar Teheran setelah Riyadh mengeksekusi seorang ulama Muslim Syiah.
Namun, dua produsen minyak utama itu sepakat untuk mengakhiri perpecahan mereka dan membuka kembali misi diplomatik dalam kesepakatan yang ditengahi oleh China pada Maret lalu. [my/rs]