Penambang Emas Afrika Selatan Bertaruh Nyawa untuk Bertahan Hidup

Para penambang emas di Afrika Selatan (foto: dok).

Penambangan liar di Afrika Selatan menjadi salah satu bisnis yang paling menguntungkan di benua itu. Para penambang mengambil risiko kesehatan dan keselamatan di sebagian besar lubang galian yang telah lama ditinggalkan. Namun kesempatan untuk menjadi kaya memicu sejumlah penambang, yang sering kali bersenjata, untuk mempertahankan klaim ilegal mereka.

Kemiskinan dan perasaan putus asa mendorong beberapa warga Afrika Selatan seperti Joseph mempertaruhkan nyawa mereka untuk melakukan penambangan liar dengan harapan dapat menemukan emas.

“Kami bekerja di lingkungan yang berbahaya dengan keselamatan tidak terjamin dan kesehatan kami terancam karena menghirup debu dan bahan kimia pada saat menggali dan memproses. Ini sangat sulit. Saya punya keluarga di rumah yang harus diurus. Ini satu-satunya sumber kelangsungan hidup,” ujarnya.

Penambang liar itu bekerja dari pagi hari hingga matahari terbenam. Untuk menghasilkan satu gram emas terkadang dibutuhkan waktu satu atau dua hari.

Dikenal sebagai Zama Zama, dalam bahasa Zulu artinya mencoba, sebagian penambang liar itu pernah bekerja di perusahaan pertambangan yang resmi terdaftar.

James Wellsted, Wakil Direktur perusahaan tambang emas terbesar di Afrika Selatan, Sibanye Stillwater, mengemukakan, “Seperti diketahui sektor pertambangan telah menyusut selama bertahun-tahun termasuk di Afrika Selatan. Ini berarti banyak bekas penambang sekarang tidak punya pekerjaan. Oleh karena itu, beberapa dari mereka beralih ke penambangan ilegal. Ini menjadi tantangan yang sangat besar bagi industri pertambangan juga negara secara keseluruhan.”

Para penambang liar tersebut mempekerjakan penjaga keamanan mereka sendiri untuk memberitahu tentang penggerebekan polisi dan untuk membela mereka dari serangan dari penambang saingan.

Petugas keamanan bernama Celemba menyampaikan, seperti halnya para pekerja tambang, ia punya sedikit pilihan untuk memberi nafkah keluarganya. “Tiap kali ada yang turun ke tambang, mereka membayar sesuatu. Saat keluar, mereka juga memberi kita beberapa materi galian. Kami kerja bergiliran; setiap tim bekerja selama dua malam dalam seminggu.”

Akan tetapi para penambang Zama Zama itu bukan hanya mempertaruhkan keselamatan mereka, Wellsted menjelaskan lebih jauh.

Mereka sering bersenjata, jadi ini merupakan ancaman bagi karyawan Sibanye Stillwater ketika mereka bertemu penambang liar di tambang bawah tanah. James menyebutkan adanya korupsi karyawan dan penipuan yang terus terjadi terkait penambangan liar sekaligus menegaskan para penambang liar tersebut mencuri sumber daya perusahaan resmi yang memiliki hak untuk menambang.

Untuk mengatasi masalah penambangan liar, Wellsted menyarankan pihak berwenang perlu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi para penambang.

Sementara itu, meski selama berhari-hari tidak menemukan apa-apa, para penambang itu terus menggali. Sesuai dengan sebutannya sebagai Zama Zama yang tidak punya pilihan selain terus mencoba. [mg/uh]