Pada Mei tahun lalu, Abe mengumumkan suntikan dana $ 110 miliar untuk pembiayaan infrastruktur Asia selama lima tahun. Investasi ini akan diserahkan dalam bentuk bantuan donor bilateral serta dana bantuan melalui Bank Pembangunan Asia (ADB).
Langkah ini secara luas dipandang sebagai upaya menghadang meningkatnya pengaruh China, yang selama dekade terakhir kehadirannya telah berkembang pesat dengan investasi proyek-proyek infrastruktur di seluruh Asia.
Para pengecam mengatakan proyek China kurang berkualitas dan di bawah standar yang dituntut oleh donor internasional, seperti Bank Dunia, ADB dan Jepang. Namun bagi beberapa negara Asia Tenggara seperti Kamboja, yang sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur, pendanaan tanpa ikatan dan prosedur yang panjang dari China merupakan cara tercepat.
"Masalah infrastruktur adalah kualitas, kesinambungan dan biaya, juga ketepatan waktu," kata Chan Sophal, direktur lembaga riset independen Kamboja, Center for Policy Studies.
Kamboja telah menerima dana dari kedua negara berpengaruh di Asia itu. [as/uh]