Menurut saksi mata, tentara Mali diam saja ketika orang-orang mencuri hampir apa saja yang bisa mereka angkat dan bawa dari toko-toko di Timbuktu.
Penduduk kota Timbuktu, Mali, yang baru dibebaskan, menjarah toko-toko milik orang-orang Arab dan Tuareg yang diduga bekerja sama dengan militan Islamis yang melarikan diri awal pekan ini.
Menurut saksi mata, tentara Mali diam saja ketika orang-orang mencuri hampir apa saja yang bisa mereka angkat dan bawa. Militan Islamis memberlakukan hukum Islam yang ketat di kota itu, termasuk cara berpakaian dan melarang musik.
Walau pejuang etnis Tuareg adalah bagian salah satu kelompok Islamis yang menguasai bagian utara Mali tahun lalu, pemberontak Tuareg sekuler - yang memperjuangkan negara di Mali – hari Selasa mengatakan mereka mendukung operasi militer Perancis.
Juga hari Selasa, pasukan Perancis dan Mali melanjutkan penggeledahan dari rumah ke rumah di Timbuktu dan Gao. Mereka mengambil senjata dan bahan peledak yang ditinggalkan kelompok Islamis. Setidaknya lima orang yang diduga kaki tangan kelompok itu ditangkap di Gao.
Pasukan Perancis memasuki Mali dua minggu lalu ketika kelompok Islamis mulai bergerak menuju ibukota, Bamako. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius hari Selasa mengatakan Perancis akan tetap berada di Mali selama diperlukan. Tetapi sudah ada rencana bagi pasukan pimpinan Afrika untuk mengambil alih tugas penjaga perdamaian.
Donatur-donatur internasional menjanjikan 455 juta dolar bagi misi penjaga perdamaian yang diperkirakan berbiaya 1 miliar dolar.
Juga hari Selasa, Perdana Menteri Perancis Jean-Marc Ayrault mengatakan Perancis ingin pemantau internasional dikirim ke Mali secepat mungkin guna memastikan HAM dihormati.
Menurut saksi mata, tentara Mali diam saja ketika orang-orang mencuri hampir apa saja yang bisa mereka angkat dan bawa. Militan Islamis memberlakukan hukum Islam yang ketat di kota itu, termasuk cara berpakaian dan melarang musik.
Walau pejuang etnis Tuareg adalah bagian salah satu kelompok Islamis yang menguasai bagian utara Mali tahun lalu, pemberontak Tuareg sekuler - yang memperjuangkan negara di Mali – hari Selasa mengatakan mereka mendukung operasi militer Perancis.
Juga hari Selasa, pasukan Perancis dan Mali melanjutkan penggeledahan dari rumah ke rumah di Timbuktu dan Gao. Mereka mengambil senjata dan bahan peledak yang ditinggalkan kelompok Islamis. Setidaknya lima orang yang diduga kaki tangan kelompok itu ditangkap di Gao.
Pasukan Perancis memasuki Mali dua minggu lalu ketika kelompok Islamis mulai bergerak menuju ibukota, Bamako. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius hari Selasa mengatakan Perancis akan tetap berada di Mali selama diperlukan. Tetapi sudah ada rencana bagi pasukan pimpinan Afrika untuk mengambil alih tugas penjaga perdamaian.
Donatur-donatur internasional menjanjikan 455 juta dolar bagi misi penjaga perdamaian yang diperkirakan berbiaya 1 miliar dolar.
Juga hari Selasa, Perdana Menteri Perancis Jean-Marc Ayrault mengatakan Perancis ingin pemantau internasional dikirim ke Mali secepat mungkin guna memastikan HAM dihormati.