Perhitungan mundur telah dimulai bagi referendum, Kamis (23/6) yang akan memutuskan apakah Inggris akan tetap menjadi bagian dari Uni Eropa, dengan kedua pihak sama-sama menyampaikan seruan emosional terakhir mereka kepada para pemilih yang belum mengambil keputusan.
Para pendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa, yang diistilahkan sebagai Brexit, menyatakan, ini adalah saat di mana Inggris memutuskan untuk meraih kebebasan dan merebut kembali kontrol atas masa depan mereka,
Berbicara kepada para pendukungnya di Essex, Rabu (22/6), mantan walikota London Boris Johnson mengatakan, “Saya kira besok merupakan hari kebebasan.”
PM David Cameron juga menyampaikan seruannya agar Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa. Melalui pernyataan-pernyataan di televisi, ia mengatakan, keputusan untuk meninggalkan blok itu tidak akan bisa dibatalkan, dan menyamakannya dengan “melompat ke luar dari pesawat terbang.” Cameron mengatakan, “Sekali Anda melompat ke luar, Anda tidak bisa kembali masuk ke pesawat.”
Cameron mengatakan, keluar dari Uni Eropa tidak akan menyelesaikan masalah imigrasi yang selama ini menjadi fokus perdebatan, melainkan menciptakan masalah ekonomi. Pemimpin Inggris itu memperingatkan, meninggalkan Uni Eropa akan riskan bagi tabungan, hipotek dan pendapatan rakyat.
Cameron juga mengatakan, Uni Eropa memang tidak sempurna, tetapi jika Inggris keluar dari blok itu bisa berarti negara-negara tetangganya akan membuat keputusan yang mempengaruhi Inggris tapi tanpa masukan dari Inggris.
Lebih dari 45 juta orang terdaftar untuk memilih dan hasilnya diperkirakan akan diketahui Jumat pagi.
Inggris bergabung dengan Uni Eropa sejak tahun 1973. Keputusan untuk tetap bergabung atau keluar dari blok itu akan berdampak luas pada hubungan politik dan ekonomi Inggris dengan seluruh kawasan Eropa. [ab/as]