Kenya Berupaya Produksi Antivenom Pertama di Afrika

  • Jim Randle

Pawang ular mengeluarkan bisa dari seekor African Puff Adder (jenis ular yang paling banyak ditemui di Afrika) di pusat penelitian dan intervensi gigitan ular di Nairobi, Kenya, 22 Oktober 2019. (Foto: dok).

Di Kenya, sedikitnya 700 orang meninggal setiap tahun akibat gigitan ular sehingga sejumlah peneliti lokal berupaya menyediakan pengobatan efektif untuk menyelamatkan nyawa dengan biaya yang jauh lebih rendah. Ini pekerjaan berbahaya, menangani ular besar bersenjatakan taring dan racun mematikan. Tetapi mengekstraksi dan memproses bisa itu dapat menyelamatkan nyawa.

Beth Mwende berduka dengan kehilangan putrinya, Mercy yang berusia tiga tahun. Anak perempuan itu digigit ular yang mematikan di gubuk mereka. Sekitar 700 warga Kenya meninggal akibat gigitan ular setiap tahunnya.

"Mercy digigit sekitar jam 3 pagi. Ia menangis dan muntah-muntah. Saya tidak tahu kalau ia dipatok ular. Lalu saya bangun keesokan paginya dan mengambil air ke sungai. Dalam perjalanan pulang, anak perempuan tertua saya mengatakan adik perempuannya tidak bangun-bangun,” kata Beth Mwende.

Seorang pawang ular bersiap mengambil bisa dari seekor "Puff Adder Africa" di pusat penelitian dan intervensi gigitan ular di Nairobi, Kenya, 22 Oktober 2019. (Foto: dok).

Pusat Penelitian dan Intervensi Gigitan Ular Kenya di Nairobi kini berupaya membuat penawar bisa (akibat gigitan hewan bertaring, seperti ular), antivenom pertama di Afrika Timur.

Dengan demikian diharapkan produk itu siap untuk dipasarkan dalam waktu lima tahun dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan beberapa antivenom impor. Geoffrey Maranga Kepha, penjinak ular senior mengemukakan, "Ular yang kita akan ambil bisa (racun)nya disebut African Puff Adder, ular paling umum yang kita temui di Afrika. Dan tampaknya jenis ular itu menggigit banyak orang karena cenderung pandai bersembunyi, berkamuflase dengan daun atau tanaman kering.”

Para peneliti mempelajari bisa ular yang diekstraksi itu sebelum disuntikkan pada hewan donor dalam dosis rendah, seperti domba misalnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Sains dan Kesehatan: Kenya Berupaya Produksi Antivenom Pertama di Afrika

Hewan-hewan itu menghasilkan sejumlah antibodi, kemudian dikumpulkan dan dimurnikan ke dalam zat penawar racunnya.

Saat ini terdapat dua antivenom efektif yang tersedia di Kenya, yakni dari India dan Meksiko.

Ada banyak ular berbahaya di Pusat Penelitian dan Intervensi Gigitan Ular Kenya. Ular Puff Adder mendapat perhatian khusus di mana penyebarannya yang luas dan sifat agresifnya juga berarti jenis ular tersebut dapat mengakibatkan jumlah gigitan dan kematian yang lebih banyak dibandingkan jenis ular Afrika lainnya. [mg/lt]