Ketika otorita berwenang berupaya menemukan motif penembakan di bar Southern California Rabu lalu (7/11) yang menewaskan 12 orang, mereka mencoba mengkaji sebuah pesan di Instagram yang dibuat penembak pada awal terjadinya pembantaian itu.
Platform media sosial telah menghapus pesan yang ditulis Ian David Long, mantan anggota marinir berusia 28 tahun, pada malam pembantaian itu, di mana ia menulis tentang kondisi mentalnya dan soal apakah orang-orang percaya bahwa ia waras.
Seorang petugas keamanan yang tidak menyebut identitasnya berbicara dengan Associated Press bahwa pihaknya juga sedang menyelidiki apakah Ian meyakini kalau mantan pacarnya akan berada di bar tersebut.
Pejabat kedua, yaitu Sherif Distrik Ventura Kapten Garo Kuredjian, mengatakan berdasarkan informasi tentang saat-saat terjadinya penembakan itu, diketahui bahwa Ian Long sempat berhenti menembak dan menulis pesan di Instagram. Kuredjian mengatakan tidak tahu apa isi pesan yang ditulisnya. Instagram dan Facebook menolak membahas akun perorangan dan tidak menanggapi permintaan untuk memberikan pernyataan atas hal tersebut.
Otorita berwenang menggambarkan serangan itu persis serangan efektif yang dilakukan militer. Tidak satu pun korban luka-luka menderita akibat tembakan senjata api. Ketika Ian Long melepaskan tembakan dari pistol caliber 45, tembakan itu mematikan. Ia kemudian bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri.
Sejumlah orang yang mengenal Ian Long di pinggiran Thousand Oaks dimana ia pernah bersekolah dan kemudian kembali untuk tinggal bersama ibunya setelah berdinas militer, menggambarkannya dengan terminologi yang tidak baik.
Ian Long pada masa remaja dikenal kerap membuat orang merasa tidak nyaman.
BACA JUGA: Veteran Marinir Tersangka Penembakan di Bar CaliforniaDominique Colell, yang menjadi pelatih di SMA dimana Ian Long pernah menjadi pelari cepat, mengingatnya sebagai seorang pemuda pemarah, baik lewat kata-kata maupun tindakan. Colell mencontohkannya bahwa Ian Long dengan menggunakan jari tangannya, membuat isyarat akan menembaknya di bagian belakang kepala ketika Colell sedang berbicara dengan seorang atlet lain. Di lokasi lain, Ian Long pernah menariknya dengan keras ketika Colell menolak mengembalikan telpon seluler yang diklaim Ian Long sebagai miliknya.
Ketika tim penyelidik sedang berupaya mengetahui apa yang menyebabkan Ian Long melakukan pembantaian itu, Presiden Donald Trump menyalahkan penyakit mental, dengan menggambarkan penembak sebagai “anak anjing yang sangat sakit” dan “memiliki begitu banyak masalah.” Berbicara di Gedung Putih pada hari Jumat (9/11), Trump menyebut upayanya untuk mendanai penanganan gangguan stress pasca trauma – atau dikenal sebagai PTSD – yang dialami para veteran dan mengabaikan pertanyaan wartawan tentang undang-undang pengendalian senjata api yang lebih tegas.
Tim penyelidik belum memberikan pernyataan soal apakah masalah kejiwaan juga memainkan peran dalam penembakan itu, tetapi seorang pakar kesehatan mental yang menganalisa tindakan Ian Long khawatir bahwa ia memang menderita PTSD. [em]