Seorang laki-laki melepas tembakan ke gereja di dekat San Antonio, Texas, Minggu (6/11), menewaskan 26 jemaat dan melukai sedikitnya 20 orang.
Para korban dalam penembakan masal yang dilakukan lagi dengan menggunakan senjata serbu, berusia antara lima hingga 72 tahun.
Laki-laki bersenjata itu juga tewas dan sejauh ini belum jelas apa motifnya.
Penyidik federal dari FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api sudah tiba di kota kecil Sutherland Springs, Texas, sekitar 50 kilometer dari San Antonio.
Hari Senin (6/11), Presiden Amerika Donald Trump mengatakan penembakan massal itu bukan masalah kepemilikan senjata “tetapi masalah kesehatan jiwa pada tingkat paling parah. Ini adalah kejadian yang sangat, sangat menyedihkan.” Ia mengatakan si penembak adalah “orang yang sangat gila.” Presiden sedang memantau keadaan dari Jepang, persinggahan pertamanya dalam perlawatan ke-5 negara Asia.
Sebelumnya, Trump menyebut penembakan itu “tindakan keji” dan mengimbau doa. Ia memerintahkan bendera Amerika dinaikkan setengah tiang di gedung-gedung federal sampai Kamis petang.
Presiden memantau situasi itu dari Jepang, negara pertama dalam lawatannya kelima negara Asia.
Gubernur Texas Gregg Abbott mengatakan ini penembakan terburuk dalam sejarah Texas. Menurutnya, penembakan ini menyisakan "banyak teka-teki kompleks" yang perlu disatukan.
Yang diketahui sejauh ini, pejabat keselamatan publik Texas, Freeman Martin mengatakan pelaku adalah laki-laki bersenjata yang digambarkan sebagai kulit putih, berpakaian hitam dan mengenakan rompi anti-peluru, melepas tembakan dengan senapan serbu di luar Gereja First Baptist dan terus melepas tembakan setelah di dalam gereja.
Freeman mengatakan seorang penduduk setempat menghadang penembak dengan senapan sendiri, menyebabkan si penembak menjatuhkan senjatanya, lari masuk ke mobil dan pergi. Warga mengejar laki-laki bersenjata itu, disusul kemudian oleh polisi.
Freeman mengatakan tersangka mengalami kecelakaan mobil tepat di batas wilayah tersebut dan ditemukan tewas di dalam kendaraan akibat luka tembak. Tidak jelas apakah dia bunuh diri atau akibat tembakan orang yang berusaha meringkusnya.
Wilson County Sheriff Joe Tackitt mengatakan polisi menemukan banyak senjata di dalam mobil tersangka.
Juru Bicara Angkatan Udara, Ann Stefanek, mengatakan kepada VOA Minggu (5/11), "Pemeriksaan data memastikan bahwa Devin P. Kelley sebelumnya adalah anggota USAF, yang bertugas dalam Kesiapan Logistik di Holloman AFB, New Mexico, dari 2010 sampai dia bebas tugas."
Penembakan di Texas paada Minggu itu terjadi beberapa minggu setelah pembunuhan masal di Las Vegas pada 1 Oktober lalu. Stephen Paddock melepas tembakan ke arah penonton pertunjukan musik kantri, menewaskan 58 orang dan melukai sekitar 500 orang. Paddock menembak dari kamar hotel di lantai 32 dan bunuh diri ketika polisi bergerak masuk. Penyidik penembakan di Las Vegas masih mencari motif. [ka/as]