Penembakan massal terbaru, yang merenggut nyawa siswa SMU, menghidupkan lagi perdebatan tentang perlu adanya undang-undang pengendalian senjata api di Amerika, undang-undang federal dan negara bagian yang mengatur siapa yang secara sah boleh memiliki senjata api dan di mana.
Setelah Nikolas Cruz, usia 19 tahun, diduga membunuh 17 orang hari Rabu (14/2) di SMU Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida - penembakan paling mematikan ketiga di sekolah dalam sejarah Amerika, pengawas distrik sekolah Broward County Robert Runcie menyimpulkan sentimen siswa dan guru.
Baca juga: Pihak Berwenang di Florida Dakwa Mantan Pelajar dalam Pembunuhan 17 Orang
Amandemen Ke-2 Konstitusi Amerika memungkinkan orang memiliki senjata api. Sementara undang-undang federal menetapkan standar minimum untuk meregulasi senjata api di Amerika, masing-masing negara bagian memiliki undang-undang sendiri, beberapa di antaranya lebih ketat dan lainnya lebih lunak.
Di Florida, lokasi penembakan terbaru, tidak ada persyaratan bagi seseorang untuk mendapat izin memiliki pistol. Warga Florida juga boleh membawa senjata api secara tersembunyi tanpa izin, meskipun perlu izin untuk membawa pistol.
Pada tingkat federal, Undang-Undang Pengendalian Senjata Api tahun 1968, misalnya, melarang senjata api dijual ke orang-orang usia kurang dari 18 tahun, orang-orang yang pernah melakukan kejahatan, veteran militer yang dipecat secara tidak hormat, dan orang-orang yang sakit jiwa.
Undang-Undang itu disempurnakan tahun 1993 dengan Undang-Undang Pencegahan Kekerasan Senjata Api Brady, yang melarang penjual senjata api berlisensi federal untuk menjual senjata api kepada buronan dan agar memeriksa catatan kelakuan baik mereka yang tidak punya izin membeli pistol dari penjual tersebut. [ka/jm]
Your browser doesn’t support HTML5