Pemerintah Indonesia menargetkan penerbangan langsung dari India ke Indonesia atau sebaliknya terealisasi tahun depan.
Melihat minat kunjungan orang India ke Indonesia, pemerintah Indonesia menargetkan kesepakatan penerbangan langsung dari India ke Indonesia atau sebaliknya terealisasi pada 2013, ujar salah seorang pejabat.
Rahmat Pramono, Sekretaris Direktorat Jenderal Bidang Kerjasama ASEAN di Kementerian Luar Negeri, di sela-sela Seminar Bisnis Asean-India di Denpasar pada Senin (29/10) mengatakan bahwa penerbangan langsung tersebut nantinya diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan India ke Indonesia.
“India sekarang menjadi salah satu target promosi pariwisata kita, apalagi penerbangan udara selama ini dari sana untuk masuk ke sini harus masuk ke negara ketiga dulu seperti Singapura dan Malaysia. Tapi sekarang kita di ASEAN sedang membahas ini, bagaimana supaya ada penerbangan langsung dari India dengan ASEAN khususnya dengan Indonesia,” ujar Rahmat.
Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh, berharap penerbangan langsung India-Indonesia segera dapat direalisasikan, mengingat kedua negara telah memiliki perjanjian bilateral. Menurut Singh, permasalahannya kini hanya teletak pada komitmen maskapai penerbangan dari kedua negara.
“Apa yang dibutuhkan di sini adalah maskapai penerbangan harus punya keinginan dan pemikiran. Kami mendorong Garuda untuk melihat pilihan ini dan terbang langsung. Kami juga mendorong beberapa maskapai penerbangan swasta. Harapan saya tahun depan sudah ada penerbangan langsung India-Indonesia,” ujar Singh.
Ketua Bidang Organisasi dan pemasaran Luar Negeri Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Bagus Sudibya menyatakan potensi wisatawan India sebenarnya cukup besar, sebab jumlah penduduk India dengan ekonomi kelas menengah ke atas mencapai sekitar 220 juta orang, atau 20 persen dari total penduduk sejumlah 1,1 miliar.
“Daya belinya juga bagus, jadi kalau kita serius menggarap pasar India dengan jumlah penduduk yang bergitu besar , maskapai penerbangan harus dipastikan,” ujar Bagus.
Berdasarkan data Kedutaan Besar India di Indonesia, jumlah wisatawan India yang berkunjung ke Indonesia, secara rata-rata per tahun mencapai 120.000-150.000 orang.
Rahmat Pramono, Sekretaris Direktorat Jenderal Bidang Kerjasama ASEAN di Kementerian Luar Negeri, di sela-sela Seminar Bisnis Asean-India di Denpasar pada Senin (29/10) mengatakan bahwa penerbangan langsung tersebut nantinya diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan India ke Indonesia.
“India sekarang menjadi salah satu target promosi pariwisata kita, apalagi penerbangan udara selama ini dari sana untuk masuk ke sini harus masuk ke negara ketiga dulu seperti Singapura dan Malaysia. Tapi sekarang kita di ASEAN sedang membahas ini, bagaimana supaya ada penerbangan langsung dari India dengan ASEAN khususnya dengan Indonesia,” ujar Rahmat.
Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh, berharap penerbangan langsung India-Indonesia segera dapat direalisasikan, mengingat kedua negara telah memiliki perjanjian bilateral. Menurut Singh, permasalahannya kini hanya teletak pada komitmen maskapai penerbangan dari kedua negara.
“Apa yang dibutuhkan di sini adalah maskapai penerbangan harus punya keinginan dan pemikiran. Kami mendorong Garuda untuk melihat pilihan ini dan terbang langsung. Kami juga mendorong beberapa maskapai penerbangan swasta. Harapan saya tahun depan sudah ada penerbangan langsung India-Indonesia,” ujar Singh.
Ketua Bidang Organisasi dan pemasaran Luar Negeri Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Bagus Sudibya menyatakan potensi wisatawan India sebenarnya cukup besar, sebab jumlah penduduk India dengan ekonomi kelas menengah ke atas mencapai sekitar 220 juta orang, atau 20 persen dari total penduduk sejumlah 1,1 miliar.
“Daya belinya juga bagus, jadi kalau kita serius menggarap pasar India dengan jumlah penduduk yang bergitu besar , maskapai penerbangan harus dipastikan,” ujar Bagus.
Berdasarkan data Kedutaan Besar India di Indonesia, jumlah wisatawan India yang berkunjung ke Indonesia, secara rata-rata per tahun mencapai 120.000-150.000 orang.