Pengadilan di New York bagi Donald Trump, presiden AS pertama yang menghadapi dakwaan kriminal, telah mendekati akhir.
Pada Senin, Michael Cohen yang dulunya merupakan konsultan politik Trump dan kini menjadi saksi utama bagi jaksa penuntut melawan mantan presiden itu, kembali ke kursi saksi. Dia menghadapi lebih banyak pertanyaan dari pembela hukum Trump, dan juga putaran lain dari sesi pertanyaan dari jaksa.
Pada Kamis pekan lalu, hari terakhir sesi pengadilan ini, Cohen mengakui bahwa selama bertahun-tahun lalu, dia telah menjadi pembohong berantai. Dia mengatakan kepada 12 juri bahwa kadang dia menyampaikan kebohongan untuk membantu Trump, dan pada saat yang berbeda untuk melindungi keluarganya.
Di bawah serangkaian pertanyaan yang melemahkan, pembela hukum Trump, Todd Blanche mencoba untuk menggambarkan Cohen, sebagai seseorang yang tidak dapat dipercaya, dan pada dasarnya suka berbohong, menipu dan mencurigakan.
Pusat kasus ini adalah uang tutup mulut sebesar $130 ribu yang dibayarkan Cohen ke pada bintang porno Stormy Daniels, tepat sebelum Trump sukses mencalonkan diri pada 2016 sebagai calon presiden. Uang itu dimaksudkan untuk menyembunyikan klaim bahwa perempuan itu melakukan kencan satu malam dengan Trump satu dekade sebelumnya, untuk menutupi informasi itu dari para pemilih ketika mereka menuju ke TPS delapan tahun yang lalu.
Bukti-bukti dalam persidangan menunjukkan bahwa Trump mengembalikan uang itu kepada Cohen pada 2017, setelah dia menjadi presiden. Trump dituduh memalsukan catatan bisnisnya untuk mengklaim bahwa pembayaran kepada Cohen itu adalah untuk jasa hukumnya.
Cohen bersaksi kepada jaksa bahwa pembayaran itu adalah untuk uang tutup mulut yang telah dia bayarkan kepada Daniels, bukan uang jasa hukum. Cohen juga mengatakan bahwa Trump dua kali menyetujui skema tersebut, termasuk sekali di Trump Tower miliknya di New York, dan kedua kalinya di Kantor Oval, di Gedung Putih setelah dia menjadi presiden.
Trump telah menolak klaim Daniel bahwa dia berhubungan dengan perempuan itu dan dia juga menolak keseluruhan dakwaan kriminal.
Cohen adalah saksi terakhir dari 19 saksi melawan Trump, yang menjalani satu periode sebagai presiden AS mulai 2017-2021, dan sekarang ini menjadi kandidat terpilih Partai Republik 2024, dalam pemilu November melawan Presiden Joe Biden, calon dari Demokrat yang mengalahkannya pada 2020.
Seiring berakhirnya kasus penuntutan ini, tim pembela hukum Trump hampir dipastikan akan meminta Hakim Mahkamah Agung New York, Juan Merchan, untuk menolak 34 dakwaan lain terhadap Trump, sebuah permintaan yang jarang dikabulkan dalam persidangan pidana di AS.
Jika Merchan benar-benar menolak untuk mengabaikan kasus terhadap Trump, pembela hukumnya bisa memanggil saksi-saksi mereka sendiri atas namanya, tetapi belum memberikan indikasi yang jelas bahwa mereka akan melakukan itu. Trump sebelumnya mengatakan, bahwa dia ingin bersaksi dalam pembelasan dirinya sendiri, tetapi terdakwa
tidak diharuskan untuk itu, dan analis hukum AS mengatakan, bahwa hal itu mungkin karena pada terdakwa kadang justru merugikan diri sendiri dengan pengakuan yang diberikan, dan bukannya membantu mereka.
Jika Trump akan bersaksi, Merchan telah memerintahkan bahwa para jaksa akan diizinkan untuk menanyainya terkait dua kasus perdata dimana dia kalah, dalam beberapa hulan terakhir, dan dia diperintahkan untuk membayar ganti rugi ratusan juta dolar. Salah satunya melibatkan penipuan bisnis di konglomerat real estat Trump Organization dan yang lainnya adalah pencemaran nama baik seorang penulis New York yang menang dalam kasus penyerangan seksual melawan Trump.
Dengan menduga bahwa Trump tidak akan bersaksi dan pembela hukumnya hanya menghadirkan satu atau dua saksi, atau bahkan tidak sama sekali, Merchan telah mengatakan kepada para pengacara dalam kasus ini, bahwa argumenpenutup bisa dimulai pada 28 Mei, setelah liburan Memorial Day Senin mendatang di AS. [ns/ab]