Pengadilan Pakistan Larang Polisi Tangkap Mantan PM Khan

  • Associated Press

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara dalam konferensi pers di Islamabad pada 23 April 2022. (Foto: AP)

Sebuah pengadilan Pakistan, Kamis (25/8), memperpanjang perlindungan terhadap mantan perdana menteri Imran Khan dari penangkapan hingga akhir bulan, kata para pejabat, setelah polisi mengajukan tuduhan terorisme terhadap pemimpin oposisi populer tersebut.

Pengadilan melindungi Khan dari penangkapan sampai 1 September atas tuduhan bahwa pada pidato akhir pekan lalu, ia mengancam sejumlah pejabat kepolisian dan seorang hakim perempuan.

Perkembangan situasi sebelum muncul keputusan pengadilan itu sempat menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bentrokan kekerasan antara polisi dan para pendukung Khan.

Pendukung mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan meneriakkan slogan-slogan saat mereka berjaga di luar kediaman Khan di Islamabad pada 22 Agustus 2022. (Foto: AFP)

Khan memimpin sejumlah demonstrasi massal dalam usahanya menuntut penyelenggaraan pemilihan baru setelah ia digulingkan. Pemerintah mengatakan pemilihan akan diadakan sesuai jadwal pada tahun depan.

Pada hari Kamis, Khan mengatakan kepada wartawan di luar pengadilan itu bahwa ia tidak pernah mengancam siapa pun.

Ia mengatakan tuduhan terorisme terhadapnya bermotif politik dan bahwa pemerintah Perdana Menteri Shahbaz Sharif khawatir akan popularitas Khan yang semakin meningkat.

“Anda mengolok-olok Pakistan,” kata Khan tentang pemerintahan Sharif. Kemudian, Khan pergi ke pengadilan lain di mana sebuah kasus pidana diajukan terhadapnya pekan ini dengan tuduhan menantang larangan menggelar demonstrasi di ibu kota, Islamabad. Ia dilindungi dari penangkapan dalam kasus itu hingga 7 September.

BACA JUGA: Tuduhan Terorisme terhadap Mantan PM Pakistan Perdalam Kekacauan Politik

Sebelumnya, pengacara Khan meminta pengadilan antiterorisme melindungi Khan dari penangkapan. Babar Awan mengatakan tuduhan terorisme yang diajukan terhadap Khan adalah “tindakan balas dendam.”

Sesampainya di pengadilan, Khan diminta berjalan menuju ruang sidang seperti yang dilakukan tersangka biasa.

Ratusan pendukung Khan berkumpul di luar gedung pengadilan, meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah Sharif. Para demonstran mengatakan bahwa Khan adalah korban politik pemerintah Sharif. [ab/uh]