Pengadilan Pakistan, Senin (3/10) menerima permintaan maaf tertulis mantan Perdana Menteri Imran Khan dalam kasus penghinaan yang berasal dari luapan kemarahannya -- yang dipandang sebagai ancaman --terhadap seorang perempuan hakim, kata pejabat pengadilan dan pengacara pembela.
Keputusan Pengadilan Tinggi Islamabad itu mencegah kemungkinan Khan didiskualifikasi sewaktu mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen berikutnya. Khan awalnya menolak untuk meminta maaf atas pernyataannya itu, tetapi bulan lalu ia berubah pikiran dan mengajukan permintaan maaf tertulis.
Pengacara Khan, Babar Awan, mengatakan pengadilan mencabut tuduhan penghinaan yang dikeluarkan bulan lalu sehubungan dengan pernyataan kontroversial mantan perdana menteri itu tentang hakim Zeba Chaudhry.
BACA JUGA: Mantan PM Pakistan akan Dikenai Dakwaan dalam Kasus PenghinaanKhan digulingkan melalui mosi tidak percaya pada bulan April. Sejak itu ia telah memimpin demonstrasi untuk menekan pemerintah Perdana Menteri Shahbaz Sharif agar setuju melangsungkan pemilihan. Khan mengklaim pemerintahannya digulingkan oleh Sharif berdasarkan plot Amerika Serikat. Sharif dan Washington sama-sama membantah tuduhan.
Perkembangan yang terjadi pada Senin itu terjadi beberapa pekan setelah Athar Minallah, ketua hakim di Pengadilan Tinggi Islamabad, mengeluarkan pemberitahuan kepada Khan bahwa ia telah melakukan penghinaan terhadap pengadilan karena mengancam Chaudhry pada rapat umum di bulan Agustus.
BACA JUGA: Pengadilan Pakistan Larang Polisi Tangkap Mantan PM KhanWaktu itu Khan bersumpah akan mengajukan gugatan terhadap Chaudhry karena mengizinkan polisi Islamabad menginterogasi Shahbaz Gill, yang merupakan kepala staf partai politik Tehreek-e-Insaf Khan.
Khan, mantan bintang kriket yang menjadi politisi dan perdana menteri pada 2018, masih menghadapi banyak kasus, termasuk melanggar larangan unjuk rasa di Islamabad dan mengeluarkan ancaman verbal kepada polisi. [ab/ka]