Pengamat Politik dari Indo barometer Muhammad Qodari kepada VOA, Senin (8/10) menilai hasil survei tidak akan mempengaruhi masyarakat dalam memilih. Menurutnya para pemilih memilih seseorang bukan karena hasil survei tetapi karena penilaian mereka, misalnya terhadap kepribadian calon yang bersangkutan, kompetensi, kinerjanya, atau pengaruh-pengaruh primodial yang sifatnya sosiologis seperti suku dan agama.
Menurutnya, faktor yang dapat mengubah pendirian pemilih adalah kampanye dan juga situasi dan kondisi seperti kondisi ekonomi dan keamanan. Jika melihat dari pengalaman sebelumnya, konteks ekonomi yang sangat bisa mempengaruhi. Dia mencontohkan jika kebijakan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) maka kepuasan masyarakat terhadap pemerintah dan juga popularitas presiden akan sangat turun.
Qodari menambahkan apabila dikalangan elit politik mungkin hasil survei akan memberikan pengaruh terutama pada saat pencalonan. Kecenderungan elite terutama partai politik tambahnya akan memilih calon yang elektabilitasnya tinggi karena peluang menangnya dianggap besar.
"Orang memilih karena suka sama calonnya. Hasi suvei bukan itu yang mempengaruhi pemilih. Tetapi kalau di kalangan elite politik mungkin ada pengaruhnya misalnya terutama pada saat pencalonan, kita mau mendukung atau memilih siapa tentunya lihat-lihat hasil survei," ulasnya.
Masyarakat yang ditemui VOA juga menilai hasil survei tidak mempengaruhi mereka dalam memilih pada pilpres mendatang. Seperti diungkapkan Rio (35 tahun) karyawan swasta dan Nadia (20 tahun) mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
"Menurut saya sih tidak berpengaruh karena kalau misalnya kita mempunyai cara pandang politik yang benar dan kita berpendidikan,sudah milih satu tidak pindah-pindah," tukas Rio.
Sementara, Nadia mengatakan, "Kalau menurut saya sepertinya tidak mempengaruhi karena hasil survei kan bisa berubah, kalau kita mencari referensi tentang siapa calon presiden dengan visi dan misinya itu tidak dengan survei kan?."
Hasil survei sejumlah lembaga survei menyatakan peluang Joko Widodo-Ma’ruf Amin memenangi pemilihan calon presiden dan wakil presiden terbuka lebar, Sebab jarak perolehan dukungan cukup lebar antara pasangan nomor urut 01 (Jokowi-Ma’ruf) dan 02 (Prabowo-Sandi).
BACA JUGA: Survei Indikator: Jokowi-Ma’ruf 57,7%, Prabowo-Sandi 32,3%Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja, Maman Imanulhaq mengatakan timnya tidak ingin survei keunggulan Jokowi tersebut membuat lengah para pendukung. Dia meminta semua pihak tetap berfokus dan tidak terpengaruh hasil sejumlah survei yang menunjukan keunggulan sementara pasangan Jokowi-Ma’ruf.
"Itu tidak membuat kami lengah dan tidak berhati-hati karena pertarungan kita masih panjang . Kita harus menjaga nafas,irama, ritme dan sebagainya karena kami akan menjadikan survei itu semacam petunjuk atau penduan mana yang harus lebih perkuat, mana yang akan diperbaiki dan item-item mana yang membuat kami akan bergerak lebih sistematis," ujar Maman.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengakui bahwa saat ini memang belum fokus berkampanye lantaran masih terjadi musibah gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Meski begitu, ia memastikan tim kampanye Prabowo-Sandiaga terus bergerak menggalang dukungan. [fw/em]
Your browser doesn’t support HTML5