Pengamat: Pemilu Turki Berpotensi Peruncing Polarisasi

  • Dorian Jones

Pemilu Turki

Pemilih di Turki hari Minggu kembali ke TPS menyusul pemilihan umum bulan Juni yang kurang memastikan dan Partai AKP kehilangan mayoritas di Parlemen. Kampanye menjelang pemilihan didominasi oleh soal keamanan dan kekhawatiran akan kelangsungan demokrasi.

Di kawasan Kadikoy, Istanbul pemungutan suara berjalan lancar sejak tempat pemungutan suara dibuka. Bagi seorang pemilik restoran ini kelangsungan demokrasi di masa depan sedang dipertaruhkan.

"Jika Partai AKP menang lagi, bagi kami habislah. Sebab saya rasa inilah kesempatan terakhir bagi kami. Sebab Erdogan akan menguasai segalanya dan menjadi diktator yang menguasai negara ini," ujarnya.

Semua partai oposisi menuding Presiden Erdogan dan partainya AKP bertambah otoriter. Menjelang pemilihan terjadi penumpasan lewat hukum terhadap sempalan dan kebebasan pers. Hanya beberapa hari sebelum pemungutan suara, satu dari beberapa jaringan media yang masih ada dan kritis terhadap Presiden Erdogan diberangus oleh pengadilan atas tuduhan terorisme.

Tetapi Partai AKP memainkan kartu keamanan, menuntut mandat yang kuat bagi pemerintah. Sejak pemilihan bulan Juni terjadi peningkatan dalam pertempuran melawan pemberontak suku Kurdi. Serangan teror terburuk di Turki bulan lalu dikatakan dilancarkan kelompok negara Islam. Tetapi oposisi menyalahkan kebijakan presiden serta partai AKPnya yang menyebabkan terjadi kekerasan.

Kalangan pengamat mengingatkan, pemilihan dapat memperdalam polarisasi, dan semua pihak tampaknya sependapat yang dipertaruhkan memang begitu besar. Ditaksir jumlah besar pemilih sampai sebesar 90% menggunakan hak pilih mereka dalam pemilihan hari Minggu (1/11). [al]