Para aktivis mengatakan tentara pemerintah terus menggempur salah satu kubu oposisi terbesar di kota Homs, pada saat tim pemantau PBB memulai misi mereka.
Pasukan pemerintah Suriah terus menyerang lingkungan tempat tinggal yang dikuasai pemberontak di kota Homs, yang melanggar gencatan senjata yang baru berusia sepekan.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad hari Rabu melanjutkan serangan mereka terhadap kota Homs, yang telah digempur berulang-ulang oleh serangan artileri selama berminggu-minggu.
Observatory, sebuah organisasi oposisi yang mengumpulkan laporan mengenai korban tewas dari para aktivis di Suriah, mengatakan pasukan pro Assad menewaskan paling sedikit sembilan warga sipil hari Selasa sementara serangan tampaknya meluas ke daerah-daerah lain.
Di Beijing, menteri luar negeri Suriah berjanji akan mematuhi rencana perdamaian utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan dan bekerja-sama dengan tim PBB yang dikirim untuk memantau gencatan senjata yang rapuh tersebut.
Kementerian luar negeri Tiongkok mengutip Walid Muallem yang mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Tiongkok Yang Jiechi, bahwa “ Suriah akan terus mematuhi dan melaksanakan usulan enam pasal Annan.”
Muallem juga mengatakan Damaskus tetap berkomitmen akan melaksanakan gencatan senjata, menarik pasukan dan bekerja-sama dengan para pengamat PBB.
Enam anggota tim pemantau PBB pendahuluan yang dikirim ke Suriah telah memulai misinya memantau gencatan senjata yang rapuh di sana, sementara para aktivis mengatakan tentara pemerintah terus menggempur kompleks perumahan di salah satu kubu oposisi terbesar.
Jurubicara utusan internasional Kofi Annan, Ahmad Fawzi, mengatakan misi itu akan mulai dengan mendirikan kantor operasi dan menghubungi pasukan-pasukan pemerintah dan oposisi Suriah agar kedua pihak memahami sepenuhnya peran pemantau PBB.
Ia mengatakan 25 pemantau tambahan diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari. Sebuah tim lebih besar dengan 250 anggota mengharuskan negosiasi lebih lanjut antara PBB dan pemerintah Suriah.
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon hari Senin mengatakan adalah tanggung jawab pemerintah Suriah untuk menjamin para pengawas PBB kebebasan sepenuhnya bergerak kemana saja untuk memantau gencatan senjata.
Ban menyebut kesepakatan itu “sangat rapuh” dan pihak berwenang Suriah harus menahan diri dan bahwa pasukan oposisi harus sepenuhnya bekerjasama.
Duta Besar Amerika untuk PBB, Susan Rice, hari Senin mengatakan Dewan Keamanan akan mempertimbangkan sebuah resolusi untuk membentuk misi pemantau lengkap di Suriah jika kekerasan berlanjut dan gencatan senjata tidak bertahan.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad hari Rabu melanjutkan serangan mereka terhadap kota Homs, yang telah digempur berulang-ulang oleh serangan artileri selama berminggu-minggu.
Observatory, sebuah organisasi oposisi yang mengumpulkan laporan mengenai korban tewas dari para aktivis di Suriah, mengatakan pasukan pro Assad menewaskan paling sedikit sembilan warga sipil hari Selasa sementara serangan tampaknya meluas ke daerah-daerah lain.
Di Beijing, menteri luar negeri Suriah berjanji akan mematuhi rencana perdamaian utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan dan bekerja-sama dengan tim PBB yang dikirim untuk memantau gencatan senjata yang rapuh tersebut.
Kementerian luar negeri Tiongkok mengutip Walid Muallem yang mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Tiongkok Yang Jiechi, bahwa “ Suriah akan terus mematuhi dan melaksanakan usulan enam pasal Annan.”
Muallem juga mengatakan Damaskus tetap berkomitmen akan melaksanakan gencatan senjata, menarik pasukan dan bekerja-sama dengan para pengamat PBB.
Enam anggota tim pemantau PBB pendahuluan yang dikirim ke Suriah telah memulai misinya memantau gencatan senjata yang rapuh di sana, sementara para aktivis mengatakan tentara pemerintah terus menggempur kompleks perumahan di salah satu kubu oposisi terbesar.
Jurubicara utusan internasional Kofi Annan, Ahmad Fawzi, mengatakan misi itu akan mulai dengan mendirikan kantor operasi dan menghubungi pasukan-pasukan pemerintah dan oposisi Suriah agar kedua pihak memahami sepenuhnya peran pemantau PBB.
Ia mengatakan 25 pemantau tambahan diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari. Sebuah tim lebih besar dengan 250 anggota mengharuskan negosiasi lebih lanjut antara PBB dan pemerintah Suriah.
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon hari Senin mengatakan adalah tanggung jawab pemerintah Suriah untuk menjamin para pengawas PBB kebebasan sepenuhnya bergerak kemana saja untuk memantau gencatan senjata.
Ban menyebut kesepakatan itu “sangat rapuh” dan pihak berwenang Suriah harus menahan diri dan bahwa pasukan oposisi harus sepenuhnya bekerjasama.
Duta Besar Amerika untuk PBB, Susan Rice, hari Senin mengatakan Dewan Keamanan akan mempertimbangkan sebuah resolusi untuk membentuk misi pemantau lengkap di Suriah jika kekerasan berlanjut dan gencatan senjata tidak bertahan.