Puluhan ribu umat Hindu garis keras hari Minggu (25/11) berdemonstrasi menuntut agar sebuah kuil Hindu dibangun di sebuah lokasi di India utara di mana para pengikut garis keras tahun 1992 menyerang dan menghancurkan sebuah masjid abad ke-16, memicu kekerasan Hindu-Muslim yang mematikan.
Para pemeluk Hindu garis keras itu menekan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi untuk segera menindaklanjuti isu tersebut. Modi telah berjanji untuk membangun kuil itu dalam pemilu 2014 yang membawanya ke tampuk kekuasaan. Pemilu nasional berikutnya akan diadakan sebelum bulan Mei.
Ribuan polisi dan paramiliter dikerahkan di dan sekitar Ayodhya, 550 kilometer sebelah timur New Delhi, untuk mencegah kemungkinan terjadinya serangan terhadap Muslim, yang jumlahnya sekitar 6 persen dari kota berpenduduk lebih dari 55.500 orang itu.
Banyak pemuka dan aktivis Hindu ikut dalam aksi protes di kota dimana dewa Hindu, Ram, diyakini dilahirkan.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menuntut pembangunan kuil dan mengibarkan sebuah spanduk yang bertuliskan, "Tidak ada lagi permintaan, kini yang ada adalah pertempuran."
"Umat Hindu telah menunggu terlalu lama. Mereka kehilangan kesabaran," kata Mahant Nritya Gopal Das, yang mengepalai komite terkait lahan yang disengketakan itu, kepada massa. "Sudah waktunya pemerintah mengambil langkah."
Partai Shiv Sena, sekutu Partai Bharatiya Janata yang berkuasa dalam pemerintah federal, meminta pemerintahan Modi untuk mengesahkan UU untuk membangun kuil itu, karena pengadilan tertinggi India memakan waktu terlalu lama untuk menyelesaikan sengketa lahan antara warga Hindu dan Muslim.
Pemimpin Partai Shiv Sena, Uddav Thackeray, mengatakan apabila pembangunan kuil itu tidak dimulai, pemerintahan Modi tidak akan kembali berkuasa. "Perdana menteri harus memilih antara kuil dan pemerintah," katanya kepada para wartawan.
Kaum fundamentalis Hindu dengan kapak dan linggis menghancurkan Masjid abad ke-16, Babri, hingga rata dengan tanah pada bulan Desember 1992.
Kelompok-kelompok Hindu mengatakan masjid itu dibangun setelah sebuah kuil yang dipersembahkan bagi Ram dihancurkan oleh orang-orang Muslim yang menginvasi.
Penghancuran masjid itu memicu kerusuhan di seluruh India yang menewaskan sedikitnya 2.000 orang. Ribuan orang lagi tewas dalam kekerasan yang disebabkan oleh berbagai sengketa di lokasi itu.
Isu itu juga dibawa ke pengadilan. Sebuah pengadilan tahun 2010 memutuskan bahwa lahan yang disengketakan itu harus dibagi tiga -- dua untuk warga Hindu dan satu untuk warga Muslim. Namun putusan itu dikasasi dan diserahkan ke Mahkamah Agung, namun hingga kini belum ada putusan lagi. (vm)