Pandemi virus corona telah menyoroti hak istimewa yang sudah lama dinikmati oleh sebagian besar ekspatriat kulit putih dan Barat di bekas jajahan Inggris, Hong Kong. Ini menumbuhkan kemarahan di kalangan banyak mayoritas penduduk China di wilayah itu.
Kemarahan memuncak pada Agustus setelah aktris Australia Nicole Kidman diizinkan untuk menghindari karantina yang ketat, ketika ia tiba dengan jet pribadi untuk syuting acara drama televisi Amazon Prime yang berjudul "Expats".
Bibit kemarahan sudah muncul sejak awal pandemi pada awal tahun lalu, ketika banyak orang Barat tampaknya enggan mengenakan masker dan mempraktikkan jarak fisik untuk memperlambat penyebaran COVID-19 dibandingkan warga Asia.
BACA JUGA: Kepala Eksekutif Hong Kong Umumkan Rencana Perbatasan dengan ChinaKebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah lokal yang didukung Beijing ikut menimbulkan sentimen bahwa orang kaya dan berkuasa, banyak di antaranya berkulit putih, mendapat perlakuan khusus.
Pada bulan Juni, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menawarkan pengecualian karantina kepada eksekutif keuangan senior yang sudah divaksinasi penuh untuk “menghidupkan kembali ekonomi Hong Kong.” Bloomberg melaporkan kota tersebut menghentikan rencana itu beberapa minggu setelah diumumkan, dan pemerintah kemudian mengonfirmasi bahwa hanya dua dari 150 lebih permohonan yang disetujui.
Michael Tien, anggota Dewan Legislatif Hog Kong yang pro-kemapanan mempertanyakan perlakuan terhadap Kidman yang dibebaskan dari aturan ketat di mana pendatang diwajibkan menjalani karantina di hotel yang disetujui selama 21 hari.
“Bahkan atlet Olimpiade kita dari Olimpiade Tokyo harus dikarantina selama tujuh hari,” katanya dalam pertemuan Dewan Legislatif. “Sekarang Anda telah membuat preseden, apakah itu berarti bahwa semua bintang film asing akan dibebaskan ketika mereka terbang ke Hong Kong untuk membuat film?,” tanya Tien.
Para pejabat membenarkan pengecualian Kidman dengan alasan bahwa ia berada di Hong Kong “untuk tujuan melakukan pekerjaan profesional yang ditunjuk, dengan mempertimbangkan situasi kondusif untuk mempertahankan kegiatan yang diperlukan dan pengembangan ekonomi Hong Kong.” [my/ka]