Belum lama ini BTS Army Indonesia yang adalah kelompok penggemar K-pop (Korean pop, red) BTS asal Korea Selatan melakukan penggalangan dana untuk Palestina, yang jumlahnya mencapai lebih dari 1 miliar rupiah. Kegiatan ini hanya berlangsung dalam beberapa hari saja, tepatnya dari 18 hingga 21 Oktober lalu.
Awalnya, kelompok yang memiliki pengikut sebanyak lebih dari 171 ribu orang di Instagram ini memasang target sebesar 20 juta rupiah. Namun, dalam waktu satu jam dana yang terkumpul sudah hampir mendekati 50 juta rupiah, hingga akhirnya jauh melebihi target.
“Awalnya kan karena sekarang memang lagi ramai isu tentang Palestina di social media. Sebenarnya project ini tergerak karena rasa kemanusiaan aja sih. Jadi kita begitu melihat info-info situasi di (Palestina), terus kita langsung discuss sama tim, gimana, kalau kita mau buka donasi atau enggak?” jelas Bunga Aprilia, pendiri BTS Army Indonesia kepada VOA belum lama ini.
Bunga Aprilia yang sudah menjadi Army (panggilan resmi penggemar BTS, red) dalam 9 tahun terakhir mengaku tidak memiliki strategi khusus dalam menggalang dana untuk Palestina ini, selain dengan mengumumkannya di media sosial, setelah adanya usulan dari teman-teman sesama Army.
“Yang aku lihat memang belum banyak yang open-open donasi untuk Palestina. Jadi mungkin mereka menemukan wadah aja sih, dari non K-pop juga untuk ‘di sini nih kalau mau donasi,’ gitu,” kata perempuan yang berdomisili di Bandar Lampung ini.
Untuk penggalangan dana ini, BTS Army Indonesia yang sudah terbentuk sejak tahun 2014, bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan, Human Initiative, yang membantu menyalurkan bantuan ke Palestina. Ini memang bukan pertama kalinya BTS Army Indonesia bekerjasama dengan organisasi yang sudah berdiri sejak tahun 1999 ini.
Total jumlah dana bantuan yang mencapai tepatnya 1.020.561.414 miliar rupiah berhasil terkumpul dari 20.364 donatur.
“Dari sisi waktu dan dukungan dalam satu komunitas, ini termasuk salah satu rekor yang menurut kita luar biasa cepat,” ujar Romi Ardiansyah, Vice President Communication, Network and Development dari Human Initiative kepada VOA.
“Memang kan situasi ini juga diperkuat dengan exposure yang juga cukup banyak ya dari rekan-rekan media baik itu nasional maupun internasional. Sehingga awareness public-nya juga kuat dan itu juga sepertinya mendorong soliditas teman-teman BTS Army untuk saling bicara,” tambahnya.”
Human Initiative yang memiliki visi “menggerakan kebaikan untuk memartabatkan manusia” memang kerap membantu Palestina sejak didirikan.. Bantuan yang diberikan hingga saat ini mencakup program yang berkelanjutan, seperti pembangunan sekolah Indonesia di Yerusalem yang berlokasi sekitar 1.5km dari Masjid Al-Aqsha, fasilitas pengelolaan air minum dan air bersih, program orang tua asuh, bantuan solar cell atau tenaga surya, juga bantuan secara berkala seperti pada bulan Ramadan dan musim dingin.
Romi mengatakan upaya yang dilakukan oleh BTS Army Indonesia dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk Palestina ini “sangat pantas dan layak untuk kita apresiasi. Menurutnya isu kemanusiaan tidak melulu harus dilakukan oleh rekan-rekan dari organisasi nirlaba, sektor sosial atau pemerintah saja.
“Dengan model fanbase yang mungkin awalnya bisa jadi dianggap hanya sekadar kesenangan atau kemudian hiburan, tapi juga bisa menjadi solid,” jelasnya.
“Soliditas ini juga kita lihat adalah bentuk daripada kemudian kontribusi yang luar biasa. Jadi publikasi dari kerjasama ini berlangsung dengan sangat cepat dan kemudian bisa mengumpulkan dukungan dengan sangat luar biasa,” tambahnya.
Tantangan Penyaluran Bantuan
Situs Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyebut bahwa saat ini persediaan bahan pangan pokok di toko-toko di Gaza habis dengan cepat. Mereka mengalami kesulitan untuk mengisi persediaan karena masalah keamanan, kerusakan jalan, dan kekurangan bahan bakar.
Melansir situs WFP, tanggal 27 Oktober lalu organisasi tersebut mengatakan rata-rata mereka membagikan roti kepada rata-rata 200 ribu pengungsi setiap harinya. Tetapi krisis bahan bakar membuat toko-toko roti sulit untuk beroperasi. Orang yang menerima roti pun berkurang menjadi 150 ribu orang.
Sesuai kesepakatan, dana yang terkumpul melalui penggalangan kali ini akan diprioritaskan untuk bantuan pangan dan obat-obatan.
“Prioritas kita untuk BTS Army collaboration atau partnership ini, diskusi kami adalah untuk pangan sama obat-obatan,” ujar Romi.
Romi menekankan bahwa dalam situasi perang seperti sekarang ini, Human Initiative mengajak para mitranya untuk memahami situasi terkini terkait pemberian bantuan. Tantangan yang terberat menurut Romi adalah ketika berkolaborasi dengan mitra lokal. Keamanan dan ketersediaan barang menjadi tantangan yang perlu diperhatikan.
“Makanya konsep yang kami gunakan terus terang di sepekan pertama kejadian ini adalah melihat antara kebutuhan dengan ketersediaan barang-barang yang memungkinkan untuk kebutuhan dasar masyarakat di Gaza. Jadi memang dia tidak se-fleksible di situasi sebelumnya,” tambahnya.
Terkait dengan penggalangan dana, Romi juga mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman “mengelola isu konflik Palestina yang cukup panjang,” ia menyampaikan perlu adanya persiapan untuk “bantuan-bantuan kemanusiaan yang nanti akan lebih bersifat jangka panjang.”
“Tentu saja kita berharap kan konflik ini selesai, tapi kan di sana sudah banyak gedung yang hancur, anak yang kehilangan orang tuanya, maka kan perlu ada program-program recovery, rehabilitasi yang itu juga sebenarnya penting,” jelasnya.
Fenomena “Fandom”
Istilah fandom atau kelompok penggemar sangat kental diantara para pendukung K-pop, termasuk BTS Army. Hingga kini pengikut BTS di Instagram sudah mencapai 74 juta orang di seluruh dunia.
Studi yang dilakukan oleh Profesor Dae Young Kim, dosen jurusan Sosiologi di George Mason University, di Virginia, AS mengenai dampak dari K-pop yang dirasakan oleh penggemar, serta keterlibatan para penggemar dalam suatu fandom mengatakan, satu hal yang membuat orang senang menjadi penggemar K-pop adalah rasa kebersamaan dalam suatu komunitas, dimana mereka dapat berbagi dan memvalidasi apa yang mereka gemari, khususnya ketika distigmatisasi oleh anggota keluarga mereka dan yang bukan penggemar.
“Jadi, ketika para penggemar bisa menemukan penggemar lain, terutama idola yang mereka dukung, mereka menemukan banyak dukungan yang valid atas passion mereka,” jelas Profesor Dae Young Kim kepada VOA belum lama ini.
Profesor Dae Young Kim menambahkan, sebagian penggemar mengatakan kalau mereka tidak begitu memiliki kesadaran mengenai politik atau kegiatan amal. Namun, mereka menjadi lebih sadar melalui keterlibatan mereka dalam suatu fandom.
“Menurut saya (dalam hal) politik itu agak sulit, tapi (dalam hal kegiatan amal) dan untuk tujuan baik yang akan menonjolkan (dan) semakin memperkuat kelompok mereka, meningkatkan citra kelompoknya, saya pikir mereka lebih bersedia untuk terlibat (dan) berpartisipasi dalam kampanye seperti itu,” jelasnya lagi.
BACA JUGA: 64 Staf UNRWA Tewas Terbunuh dalam Serangan Israel di GazaSalah satu dari kegiatan yang dilakukan oleh fandom K-pop biasanya adalah merayakan ulang tahun para anggota kelompok K-pop dengan cara beramal. Profesor Dae Young Kim mengatakan, salah seorang penggemar mengatakan pernah berpartisipasi untuk membeli hadiah yang mahal untuk idolanya.
“Tapi seiring berjalannya waktu, menurut saya beberapa idola, terutama BTS, mengatakan bahwa alih-alih membeli hadiah mahal, mereka (menganjurkan untuk) memberikan sumbangan ke badan amal yang mereka dukung. Menurut saya ini adalah sesuatu yang telah mereka lakukan di kalangan penggemar asal Korea, namun, kini meluas ke penggemar internasional,” jelasnya.
Terkait beramal, menurut Bunga, satu hal yang mungkin mendorong para Army untuk ikut menyumbang adalah para idolanya yang kerap melakukan donasi yang berhubungan dengan isu kemanusiaan. Hal seperti inilah yang lalu mendorong para Army tergerak melakukan hal yang sama.
“Jadi dimulai dari mereka, kayak ada campaign bareng UNICEF untuk anti kekerasan, terus dari member-member-nya juga kayak mereka sering donate-donate untuk hal-hal kemanusiaan yang sebenarnya tidak terpikir untuk orang-orang untuk donasi ke sana. Contohnya kayak si RM (anggota BTS,red) juga pernah kan untuk donasi ke salah satu sekolah berkebutuhan khusus,” papar Bunga.
Ini memang bukan pertama kalinya bagi Bunga Aprilia menggalang dana bersama BTS Army Indonesia. Berbagai proyek penggalangan dana kerap dilakukan, seperti misalnya untuk merayakan ulang tahun anggota BTS.
“Biasanya tuh kayak paling santunan ke panti atau penanaman pohon. Lebih kayak gitu kalau proyek birthday,” jelasnya.
Terinspirasi Idola
Penggalangan dana diantara para pendukung K-pop tidak melulu dilakukan per-kelompok, namun juga kerap dilakukan oleh perorangan.
“Menurut saya tidak ada kepemimpinan, hal ini lebih bersifat desentralisasi. Jadi ketika seorang penggemar mempunyai sebuah ide yang bagus dan mereka menyebarkannya ke komunitas dan orang-orang langsung menyetujuinya, dan kemudian ide tersebut menjadi valid,” jelas Profesor Dae Young Kim.
Inilah yang dilakukan oleh Niesha Amelia, penggemar dari kelompok K-pop Seventeen. Tergerak untuk membantu, ia lalu mengajak sesama penggemar Seventeen, yang secara resmi disebut Carat, untuk juga menggalang dana untuk Palestina.
“Karena ini kembali lagi ini kan bukan soal agama ya tetapi soal kesadaran diri kita sendiri lagipula ada saudara-saudara kita yang kesusahan masa kita mau diam aja, jadi kayak tergeraklah untuk membantu mereka,” kata Niesha Amelia kepada VOA.
“Banyak Carat juga yang di base itu pada kayak nyari, ‘ini ada enggak sih Carat yang buka donasi tapi atas nama Carat Indonesia,’ jadi aku tergerak gitu membuat form donasi atas nama Carat,” tambahnya.
Niesha yang baru menjadi Carat dalam 4 bulan terakhir mengaku, apa yang ia lakukan juga terinspirasi dari idolanya yang kerap terlibat dalam berbagai kegiatan amal.
“Kita juga ngeliat dari idol kita, Seventeen itu juga sering bantu-bantu. Waktu itu yang terakhir kali itu ada leader Seventeen yang Seungcheol bantuin hewan-hewan terlantar. Terus juga kita sering bantu-bantu donasi untuk itu. Terinspirasi dari Seventeen juga,” kata Niesha.
Untuk penggalangan dana ini, Niesha yang adalah mahasiswi jurusan kedokteran gigi di Universitas Hang Tuah Surabaya bekerja sama dengan lembaga nirlaba Aman Palestin. Hingga artikel ini dirilis, donasi yang terkumpul sudah hampir mendekati 60 juta rupiah dari 1.194 donatur.
“Ada relawan di sana (Aman Palestin,red) yang terjun langsung untuk membantu di Gaza. Jadinya aku memutuskan buat kerja samanya sama Palestin,” ujar Niesha.
“Untuk kebutuhan mendesak ini seperti yang Aman Palestin kasih tahu ke aku itu adalah bahan bakar, lalu makanan pokok siap saji, ada selimut dan juga obat-obatan,” tambahnya.
Seorang Carat lainnya, Tania Amalia Fitri yang tinggal di Bandar Lampung juga belum lama ini melakukan penggalangan dana untuk Palestina yang mencapai lebih dari 230 juta rupiah, yang berasal dari sekitar 5.613 donatur.
“Itu pure semua uang donasi itu masuk ke rekening KitaBisa. Jadi kerja samanya nanti akan disalurkan itu oleh KitaBisa ke lembaga-lembaga yang membutuhkan atau yang bisa menerima,” jelas Tania Amalia Fitri kepada VOA.
Untuk penggalangan dana ini, Tania menggandeng platform galang dana KitaBisa. Ini adalah penggalangan dana ke-10 yang ia lakukan bersama KitaBisa, yang mengatasnamakan Carats Indonesia. Beberapa penggalangan dana yang pernah dilakukan antara lain untuk membantu korban gempa Cianjur, korban Kanjuruhan, dan penanaman pohon untuk merayakan ulang tahun Kim Mingyu, salah satu anggota Seventeen.
Penggalangan dana ini dilakukan oleh Tania sendiri yang membuat akun sebagai wadah untuk kelompok penggemar yang ingin beramal.
“Menurut aku yang mendorong sesama Carat untuk ikut semangat menyumbang, udah pasti yang pertama rasa kemanusiaan, kayak berita-berita yang beredar, terus juga video-video yang tersebar di dunia maya,” kata Tania.
Tania menambahkan rencana penyaluran dana bantuan dari penggalangan dana kali ini akan didiskusikan kembali, sebelum diserahkan ke organisasi yang bisa memfasilitasi.
BACA JUGA: Sabtu, Indonesia Siap Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza“Semoga dana-dana ini bisa sampai ke warga-warga di Palestina, karena kan dari berita yang aku baca juga terjadi penutupan akses untuk penyaluran bantuan gitu,” ujar Tania.
Sama seperti Tania, Niesha juga berharap penggalangan dana ini bisa menjadi sebuah kekuatan baru bagi Carat untuk menolong sesama.
“Kekeluargaannya makin erat, enggak ada war-war sana sini antar fandom, saling nguatin,” pungkas Niesha. [di/ab]