Dalam kekacauan penerbangan evakuasinya dari Kabul tahun lalu, Sultan Ahmad berpisah dari istri dan ibunya yang sudah lanjut usia.
“Keadaannya sangat kacau, dan wanita tidak bisa masuk ke bandara,” kata Ahmad, mengenang peristiwa Agustus lalu, ketika ribuan orang Afghanistan yang ketakutan bergegas ke bandara Kabul untuk naik pesawat militer AS.
Selama beberapa bulan terakhir, saat ia menerima bantuan pemukiman di negara bagian Virginia, Ahmad meminta bantuan hampir semua orang untuk menyatukan kembali keluarganya dengan dirinya.
“Saya khawatir akan keselamatan dan kesejahteraan mereka di Afghanistan,” kata pemuda Afghanistan itu kepada VOA saat berbicara tentang istri dan ibunya.
BACA JUGA: Pengungsi Afghanistan di San Diego Rayakan Idulfitri Pertama di ASReunifikasi segera mereka tampaknya sulit, jika bukan tidak mungkin, sebagian karena status sementara Ahmad di AS dan juga karena program evakuasi dan pemukiman untuk warga Afghanistan yang masih tertinggal di Afghanistan hampir terhenti, menurut organisasi-organisasi pendukung pengungsi.
Tahun lalu, pemerintah AS membawa puluhan ribu warga Afghanistan ke AS, kebanyakan dari mereka tidak memiliki dokumen perjalanan, dan memberi mereka pengecualian bersyarat demi kemanusiaan.
Pada Jumat (20/5), Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) memulai proses pendaftaran untuk pengungsi Afghanistan dalam kerangka yang disebut Status Dilindungi Sementara (TPS).
DHS mengatakan sekitar 72.500 pengungsi Afghanistan mungkin memenuhi syarat untuk pendaftaran TPS.
Para pejabat AS mengatakan warga negara Afghanistan yang memenuhi syarat di bawah program Visa Imigran Khusus (Special Immigrant Visa/SIV) atau yang hidupnya berisiko di Afghanistan karena afiliasi mereka dengan AS sebelum Taliban merebut kekuasaan akan dibantu untuk bermigrasi ke AS. [lt/pp]