Pengungsi Muslim Rohingya dan nelayan Buddhis dari Burma bentrok di tempat penampungan di Medan, mengakibatkan delapan orang tewas.
MEDAN —
Para pencari suaka beragama Budha dan Islam dari Burma berkelahi dengan menggunakan batu dan pisau di pusat penahanan imigrasi di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, Jumat pagi (5/4), menyebabkan delapan orang tewas dan 15 lainnya luka, menurut laporan polisi.
Perkelahian terjadi di pusat imigrasi tersebut, tempat lebih dari 100 migran Rohingya Muslim, yang datang dengan kapal sederhana, dan 11 nelayan ilegal dari Burma ditahan, menurut Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Belawan, Medan, AKBP Endro Kiswanto.
Endro mengatakan bahwa para saksi memberitahu polisi bentrokan terjadi setelah seorang Muslim Rohingya mengkonfrontasi seorang nelayan Buddhis mengenai kekerasan sektarian di negara asal mereka. Kedua pihak kemudian saling melontarkan hinaan, dan perkelahian pun pecah dengan menggunakan senjata batu dan pisau.
Delapan Buddhis meninggal dan 15 Rohingya terluka. Tiga Buddhis lainnya melarikan diri tanpa luka, ujar Endro. Semua korban kemudian dilarikan ke rumah sakit di Medan.
"Kami masin menginvestigasi insiden tersebut, termasuk bagaimana mereka memperoleh pisau,” ujarnya. “Kami akan mempercepat pemulangan mereka.”
Kekerasan sektarian pecah di wilayah Burma bagian tengah bulan lalu ketika sejumlah warga dari kelompok Buddhis membakar rumah-rumah dan toko milik warga Muslim. Puluhan tewas dan ribuan warga, sebagian besar Muslim, terpaksa melarikan diri. (AP)
Perkelahian terjadi di pusat imigrasi tersebut, tempat lebih dari 100 migran Rohingya Muslim, yang datang dengan kapal sederhana, dan 11 nelayan ilegal dari Burma ditahan, menurut Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Belawan, Medan, AKBP Endro Kiswanto.
Endro mengatakan bahwa para saksi memberitahu polisi bentrokan terjadi setelah seorang Muslim Rohingya mengkonfrontasi seorang nelayan Buddhis mengenai kekerasan sektarian di negara asal mereka. Kedua pihak kemudian saling melontarkan hinaan, dan perkelahian pun pecah dengan menggunakan senjata batu dan pisau.
Delapan Buddhis meninggal dan 15 Rohingya terluka. Tiga Buddhis lainnya melarikan diri tanpa luka, ujar Endro. Semua korban kemudian dilarikan ke rumah sakit di Medan.
"Kami masin menginvestigasi insiden tersebut, termasuk bagaimana mereka memperoleh pisau,” ujarnya. “Kami akan mempercepat pemulangan mereka.”
Kekerasan sektarian pecah di wilayah Burma bagian tengah bulan lalu ketika sejumlah warga dari kelompok Buddhis membakar rumah-rumah dan toko milik warga Muslim. Puluhan tewas dan ribuan warga, sebagian besar Muslim, terpaksa melarikan diri. (AP)