Perusahaan furnitur "American Furniture Manufacture" yang didirikan oleh Harry Chou, warga Indonesia asal Surabaya, memasok furnitur dan lampu ke jaringan hotel bintang tiga hingga lima di seluruh Amerika.
"Asal mulanya saya imigran ke Amerika tahun 1988, background saya arsitek, terus 1998 sampai sekarang di (bidang) furnitur dan lampu. Tiba-tiba ada keinginan untuk membuat furnitur, untuk mulai usaha sendiri, tapi kita mulai kecil dulu, pertama kita ikut, mulai ikut pameran," kata Harry.
Awalnya perusahaan Harry menjual furnitur untuk ritel. Baru pada tahun 2004 mereka mulai melirik pangsa pasar hotel.
Harry mengatakan, "Bedanya itu, kalau furnitur untuk hotel sama untuk rumah tinggal, itu berbeda. Rumah tinggal, kita semacam spekulasi, kita beli furnitur dari Indonesia, kita taruh di gudang, terus kita pakai sales man, dan apa yang kita beli belum tentu laku, apa yang saya suka belum tentu Anda suka, jadi lama-lama gudang kita tambah besar dan cost tambah gede."
Your browser doesn’t support HTML5
Namun menurut Harry, memasarkan furnitur ke jaringan hotel harus sangat memperhatikan pelayanan pelanggan, seperti kecepatan pengiriman serta instalasi. Selain itu harus tanggap menghadapi setiap masalah.
"Untuk hotel kalau kita telat 1 hari, kita kena denda 1 hari 1 kamar, sekian dolar. Kalau kita gak bisa selesai 100 kamar, 100 kamar kali $100, tinggal hitung aja," jelasnya.
Dalam setahun perusahaan yang mayoritas furniturnya diproduksi di Surabaya, dan di pabrik mereka di California, menangani paling sedikit 80 hotel di Amerika.
Harry mengaku keberhasilannya menembus jaringan hotel di Amerika tidak datang begitu saja, melainkan dengan kerja keras.
"Kuncinya begini, kalau ada permintaan dari, pertanyaan kan banyak dari Amerika yang tertarik dengan barang dari Indonesia, itu kalau terima email, apa itu, tolong segera dibalas. Komunikasi yang penting. Terus nomor dua pasti kualitas, pasti, dan nomor tiganya, shipping time-nya itu harus tepat, apa yang dibuat juga harus sesuai dengan apa yang dibuat contoh," sarannya.
Harry yang juga berencana untuk membangun industri sofa di Jakarta ini, juga aktif di berbagai organisasi. Ia adalah ketua Dewan Bisnis Indonesia Amerika (IABC) yang memiliki 100 anggota pengusaha Indonesia. Badan ini bertujuan menjembatani pengusaha Indonesia yang berbisnis ke Amerika atau sebaliknya pengusaha Amerika yang tertarik berbisnis di Indonesia.
Harry juga menjadi anggota Congressional Club, yang secara berkala bertemu dengan anggota Kongres Amerika.
"Ya kita networking lah untuk, tujuan kita kenalan sama Congressman juga kembali untuk Indonesia juga, kita tetep biarpun sudah warga negara Amerika, tetep kita lahir di Indonesia, jadi kita masih cinta Indonesia, makanannya tiap hari masih makanan Indonesia, gak ada nasi gak bisa makan," ujar Harry.