Pengusaha Indonesia Martha Tilaar mendapat penghargaan dalam KTT Global Compact Leaders PBB di markas besar PBB hari Senin atas usahanya memberdayakan ribuan perempuan di Indonesia. Pencapaiannya itu menuai banyak pujian, termasuk dari Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla.
“Saya hanya bingung saja karena, bagaimana ya, seorang bakul jamu kok bisa begitu (diberi penghargaan).”
Itulah reaksi pendiri dan pemimpin perusahaan Martha Tilaar Group (MTG) Martha Tilaar kepada VOA setelah menerima sebuah penghargaan SDG Pioneer oleh Global Compact PBB di New York hari Senin (24/9).
Global Compact adalah sebuah inisiatif PBB untuk mendorong bisnis-bisnis di seluruh dunia untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial.
Setiap tahun Global Compact PBB memberikan penghargaan SDG Pioneer kepada para pemimpin bisnis yang ikut membantu mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Penghargaan ‘SDG Pioneer for Advancing Sustainability through Community Engagement’ diberikan kepada Martha Tilaar karena dia dinilai berhasil memberdayakan ribuan perempuan lewat perusahaan yang dipimpinnya.
Sejak didirikan tahun 1970, MTG mendedikasikan perusahaannya untuk memberdayakan perempuan lewat berbagai program, termasuk pendidikan dan kewirausahaan. Salah satunya adalah pusat pelatihan spa dan kecantikan yang memungkinkan para perempuan putus sekolah untuk mempelajari keterampilan baru sehingga terhindar dari penyelundupan manusia.
“Saya ajarkan keterampilan apakah dia senang spa, kecantikan, rambut mereka boleh pilih karena mereka tidak mendapat sekolah dan bahkan mereka dari keluarga miskin sehingga mereka jual anak-anak itu untuk woman trafficking,” kata Martha.
Martha mengatakan hingga kini sudah ada lebih dari 6.000 perempuan di Indonesia yang dilatihnya.
Perempuan 81 tahun ini adalah salah satu dari 10 penerima penghargaan SDG Pioneer dari seluruh dunia, dan satu-satunya dari Indonesia. Dia juga menjadi orang Indonesia pertama yang menerimanya, sejak penghargaan ini diadakan tahun 2016.
Menurut Global Compact PBB, ada lebih dari 120 nominasi dari 50 negara yang bersaing, sebelum akhirnya terpilih 10 orang finalis sebagai SDG Pioneers 2018.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang memimpin delegasi Indonesia dalam Majelis Umum PBB ke-73, menyampaikan pujiannya.
“Yang dihargai adalah bagaimana prosesnya terjadi, bahwa betul-betul dimulai dari bawah, dari natural kemudian jadi besar. Mulai dari kecil-kecil. Tentu pertama yang bikin ibu Martha Tilaar karena itu dapat penghargaan sebagai perintisan. Kita hargai itu, saya ketemu kemarin, saya ucapkan selamat,” kata Kalla kepada VOA di markas PBB hari Selasa (25/9).
Your browser doesn’t support HTML5
Puteri Martha, Wulan Tilaar, yang menghadiri penganugerahan penghargaan itu mengaku bangga dengan pengakuan internasional yang diberikan kepada ibunya.
“Karena bagaimanapun juga beliau merupakan role model yang konsisten dengan apa yang diinginkan dan diimpikan, benar-benar committed menjadi impian beliau dan diwujudkan yaitu memberdayakan perempuan Indonesia. Karena apabila kita memberdayakan perempuan, maka kita memberdayakan satu generasi,” ujar Wulan.
Dalam kesempatan tersebut juga diadakan penandatanganan perjanjian kemitraan antara MTG dan Asia Pulp & Paper, salah satu produsen produk-produk kertas terbesar di dunia.
Kedua perusahaan ini sepakat untuk melatih 1.000 perempuan di wilayah perkebunan di Indonesia untuk membantu melestarikan tanaman herbal dan menjadi pengusaha yang mandiri sebelum tahun 2020. (vm)