Pensiunan Militer Taiwan Ditahan atas Dugaan Menjadi Mata-mata China

Seorang perempuan melintas di depan bendera Taiwan dan China saat demo oleh kelompok pro-China di Taipei, Taiwan, 14 Mei 2016. (Foto: Reuters)

Tiga pensiunan perwira militer Taiwan sedang diselidiki atas dugaan kegiatan mata-mata untuk Partai Komunis China dan satu orang ditahan karena menyampaikan informasi rahasia ke China.

Para ahli mengatakan China telah memfokuskan intelijennya pada pengusaha Taiwan atau pensiunan pejabat militer yang masih memiliki hubungan di Taipei dan kepentingan di daratan itu.

Sementara penyelidikan terhadap mantan perwira militer berlanjut, para legislator Taiwan berharap penyelidikan akan dilakukan tanpa campur tangan politik dan akan memiliki efek jera.

Kantor Kejaksaan Distrik Taiwan mengatakan bahwa para penyelidik, Selasa (20/10), menggeledah rumah dua pensiunan kolonel dari Biro Intelijen Militer, Chang Chao-jan dan Chou Tien-tzu, dan mantan Mayor Jenderal Yuen Chih-chung. Mereka dituduh memperkenalkan pejabat Biro Intelijen militer lainnya kepada agen keamanan China sebagai sumber potensial untuk informasi rahasia.

Chang ditahan setelah interogasi pada Rabu (21/10). Dua lainnya dibebaskan dengan jaminan $5.200.

Berbicara kepada wartawan, Chang menyatakan tidak bersalah dan mengklaim bahwa ia adalah satu-satunya agen rahasia Taiwan yang hadir di Beijing selama pembantaian Tiananmen.

Berdasarkan Undang-Undang Badan Intelijen Nasional, para pensiunan itu berisiko dijatuhi hukuman penjara maksimum tujuh tahun.

Bulan lalu, seorang pensiunan letnan kolonel Taiwan dijatuhi hukuman empat tahun karena mencoba membangun jaringan mata-mata untuk Beijing dan karena mencoba merekrut letnan kolonel lainnya dengan memberinya uang dan hadiah.

Para ahli mengatakan selama bertahun-tahun, China aktif merekrut pengusaha Taiwan atau pensiunan pejabat sebagai bagian dari strategi untuk fokus menemukan orang-orang yang punya koneksi baik yang bisa berfungsi sebagai jembatan menuju sasaran intelijen. [my/ft]