Pada 7 Juni 1944, seorang petugas medis usia 20 tahun, Waverly Woodson menerjang gelombang Omaha Beach dan menyelamatkan empat tentara Inggris. Dirinya sendiri terluka oleh pecahan bom, dia berjam-jam mengobati tentara cedera selama pendaratan D-Day di Normandy. Dia jatuh pingsan karena keletihan dan luka-luka yang dideritanya.
William Dabney juga kena kepingan bom sementara dia berusaha mendarat ketika air laut mencapai setinggi pinggangnya.
George Davison melihat “mayat pecah berkeping-keping,” sementara dia mencari perlindungan dari tembakan Jerman di pantai yang datar itu.
Mereka semua adalah anggota dari Batalyon Angkatan Darat ke 320 bernama Balloon Battalion, satu-satunya satuan tentara Amerika keturunan Afrika yang ikut dalam invasi sekutu untuk membebaskan Perancis. Tugas mereka adalah menaikkan balon-balon besar ke udara guna menggetarkan pesawat terbang musuh.
Anggota Batalyon ini dipuji karena kepahlawanan dan keberanian mereka, dan Woodson dianugerahi Medal of Honor. Hanya sedikit catatan yang tertinggal dari kehadiran dan keberanian mereka, atau riwayat kolektif dari lebih 900 ribu tentara Amerika keturunan Afrika yang berdinas dalam Perang Dunia kedua.
Namun Linda Hervieux, seorang jurnalis yang berkantor di Paris menulis buku tentang batalyon ke 320 ini berjudul “Forgotten.”
“Anggota-anggota Batalyon ini diperlakukan buruk selama perang, pemisahan dan diskriminasi berdasarkan warna kulit merupakan hal buruk yang harus dihadapi mereka.”
Hervieux mulai tahu tentang kisah kepahlawanan mereka ketika peringatan ke 65 D-Day pada 2009, dan Dabney dianugerahi penghormatan bergengsi dari Perancis, Legion of Honor.
Selama bertahun-tahun dia menggali catatan riwayat mereka lewat catatan telepon dan arsip public di Amerika dan Eropa. Sekitar lebih dari sepuluh dari anggota Batalyon ini masih hidup.
Di situsnya, ada petisi yang menuntut agar Medal of Honor dianugerahkan kepada Waverly Woodson secara anumerta, karena upayanya menyelamatkan nyawa di Omaha Beach itu. Meskipun dia direkomendasikan menerima penghormatan militer tertinggi untuk jasa-jasanya itu, dia hanya dianugerahi Bronze Star yang peringkatnya di bawah.
Tidak ada tentara kulit hitam yang diberi Medal of Honor selama perang. Sebuah penelitian Angkatan Darat memperoleh temuan, iklim rasis mempengaruhi pertimbangan pemberian kehormatan ini, dan baru pada 1997 tujuh tentara kulit hitam diberi medali penghormatan, enam di antaranya secara anumerta. [ps/jm]