Para pakar astronomi telah lama bertanya-tanya mengapa planet Uranus, planet ke-7 dari Matahari dan ke-3 terbesar dalam tata surya, adalah satu-satunya planet yang poros utara-selatannya miring tajam ke samping, 98 derajat dari garis tegak lurus. Sebagai perbandingan, poros Bumi hanya miring 23,5 derajat, yang memungkinkan kita mengalami musim-musim.
Satu teori populer berpendapat bahwa kemiringan Uranus yang aneh itu adalah akibat tubrukan dahulu kala dengan satu lagi benda sebesar planet.
Namun, skenario ini tidak menjelaskan mengapa bulan-bulan planet es raksasa itu dan lingkaran yang mengitarinya berada pada kemiringan yang sama. Sekarang, tim pakar astronomi internasional mengklaim telah memecahkan misteri tersebut.
Penelitian yang dipimpin oleh Cote d’Azur Observatory di Perancis menyimpulkan bahwa Uranus pernah diguncang oleh paling sedikit dua tubrukan dengan benda angkasa yang lebih kecil ketika Uranus masih sedang terbentuk lebih dari 4 milyar tahun yang lalu.
Para pakar astronomi mengatakan simulasi komputer 'time-lapse' memberi indikasi bahwa benturan pertama sebagian merubuhkan Uranus, dan menciptakan lingkaran pecahan batu-batuan berbentuk doughnut (seperti kue donat atau cincin) di sekeliling planet itu.
Benturan kedua mengakibatkan Uranus sebagaimana kelihatan sekarang – mengorbit Matahari dengan posisi rubuh hampir terbaring. Benturan kedua juga meratakan lingkaran pecahan batu-batuan itu menjadi piringan tipis yang bidang orbitnya selaras dengan khatulistiwa planet tersebut oleh medan gravitasi Uranus yang kuat itu.
Bulan-bulan yang mengorbit Uranus sekarang terbentuk dari kepingan benda-benda yang membentuk piringan yang mengitari Uranus tadi.