Pelapor khusus PBB Richard Bennett Rabu (21/8) mengonfirmasi bahwa para pemimpin de facto Taliban di Afghanistan melarangnya memasuki negara itu.
Bennett meminta Taliban agar mencabut larangan perjalanan terhadapnya dan membangun “dialog yang konstruktif” untuk menyelesaikan perbedaan pendapat.
Ia mengeluarkan pernyataan itu sehari setelah Taliban melaporkan bahwa mereka melarangnya memasuki Afghanistan karena dituduh “menyebarkan propaganda.”
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengungkapkan keputusan itu kepada badan penyiaran Afghanistan TOLOnews pada Selasa (20/8) malam. Ia menuduh utusan PBB itu keliru menggambarkan “realitas lapangan” di negara itu dan memberi informasi yang “menyesatkan” kepada komunitas global.
“Pengumuman publik Taliban bahwa mereka tidak lagi akan memberi saya akses ke Afghanistan merupakan satu langkah mundur dan mengirim sinyal mengkhawatirkan terkait keterlibatan mereka dengan PBB dan masyarakat internasional mengenai HAM,” kata Bennett.
BACA JUGA: Taliban Larang Pelapor Khusus PBB Masuk Afghanistan“Terlepas dari pengumuman ini, yang substansinya disampaikan kepada saya sebelumnya, saya akan terus berdialog dengan orang-orang Afghanistan, di dalam maupun di luar negara itu, serta para pemangku kepentingan terkait, mengingat saya belum pernah bepergian ke Afghanistan selama setahun lebih.”
Bennett melapor ke Dewan HAM PBB yang berbasis di Jenewa dan telah beberapa kali melakukan perjalanan ke ibu kota Afghanistan untuk menyelidiki situasi HAM sejak ia memulai tugasnya yang sekarang pada tahun 2022 – setahun setelah kelompok radikal Taliban kembali berkuasa.
“Perjalanan Bennett ke Afghanistan dilarang karena ia ditugaskan untuk menyebarkan propaganda di Afghanistan. Ia bukan seseorang yang kami percaya. ... Ia biasa membesar-besarkan masalah kecil dan menyebarkannya,” kata Mujahid.
Dalam tanggapannya pada Rabu, Bennett mengatakan ia dengan konsisten telah berupaya untuk berdialog secara transparan dengan pihak berwenang Taliban untuk menawarkan “penilaian fakta yang tidak memihak” dan memberikan “rekomendasi praktis” untuk perbaikan.
“Jika ada perbedaan pandangan, dialog konstruktif adalah jawabannya. Saya mendesak Taliban untuk membatalkan keputusan mereka dan menegaskan kembali kesediaan dan ketersediaan saya untuk melakukan perjalanan ke Afghanistan,” katanya. [uh/lt]