Sekelompok orang berpakaian pelindung diri, yang biasa disaksikan di rumah-rumahsakit, tampak memanggul 'peti mati.' Dipimpin petugas kota, mereka melintasi lalu lintas yang padat, untuk mengingatkan bahaya virus corona dan kematian yang ditimbulkannya.
Memimpin sekelompok orang yang mengusung ‘peti mati’ di pundak mereka, petugas kota berhenti di perempatan yang ramai dan mulai memberi nasehat kepada pengendara yang melihat pemandangan aneh itu.
"Selalu melakukan protokol kesehatan demi Jakarta, menuju Jakarta yang new normal," tandasnya.
"Menakut-nakuti" sekaligus mendidik masyarakat, itulah yang ingin dicapai dari penyuluhan tersebut. Kampanye itu bagian dari rangkaian aksi publisitas, yang antara lain menunjukkan peti mati palsu untuk memperingatkan orang akan kematian dan penyebaran virus corona.
BACA JUGA: Anies: PSBB Ketat Mulai 14 September, Dilarang Kerumunan Lebih dari Lima OrangJumlah kasus virus corona di Indonesia melonjak lebih dari 225 ribu, dengan hampir 9000 kematian, pada Selasa 15 September 2020.
Sambil memanggul ‘peti mati,’ Ricky Mulyana dan tiga rekannya menyusuri ruas-ruas jalan yang ramai di Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Ia mengatakan, “Sebenarnya capek kerja seperti ini. Masyarakat tidak memahami bahwa bahaya COVID itu sangatlah fatal.”
Setiap pukul 09.00 pagi, Mulyana dan rekan-rekannya mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Mereka mengusung peti mati tiruan dan plakat untuk menasihati warga agar mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak fisik.
“Sampai saat ini masyarakat tidak juga sadar bahwa menggunakan masker sangat penting. Mungkin kalau mereka sudah digotong (dalam peti mati seperti ini), mereka baru sadar,” tambah Mulyana.
Dari persimpangan lalu lintas yang ramai, iring-iringan orang yang mengusung peti mati itu beralih ke daerah permukiman. Sejauh ini, penyuluhan dengan 'menakut-nakuti' sambil menganjurkan penerapan protokol kesehatan, itu mendapat reaksi positif dari penduduk setempat, seperti disampaikan Masno, usia 74 tahun.
"Supaya tahu. Kalau tidak begitu, masyarakat bandel-bandel kadang-kadang," ujarnya.
Kampanye itu dilakukan setiap hari sejak 28 Agustus. Encu Suhani, Wakil Camat Cilandak berharap, “Mudah-mudahan dengan kampanye melalui peti mati ini, masyarakat lebih takut dan lebih sadar.”
Your browser doesn’t support HTML5
Presiden Joko Widodo memperkirakan wabah virus corona akan mencapai puncaknya bulan ini. Jakarta sejauh ini menjadi pusat penyebaran virus tersebut.
Dalam telekonferensi pers di Istana Presiden hari Selasa, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, dalam sepekan terakhir kasus virus corona naik lebih dari 10 persen. Lebih dari separuh kenaikan itu terjadi di Jakarta (5,2 persen).[ka/jm]