Rancangan Busana Muslim Indonesia kembali tampil di Amerika. Dua perancang busana Indonesia, Helen Dewi Kirana dan Meeta Fauzan menampilkan karya-karya mereka dalam acara “High Fashion For Muslim Wear: New Designs From Java” yang diadakan pada pertengahan September lalu.
Bagi Helen, yang dikenal dengan labelnya “Nes” kedatangannya ke Washington DC adalah untuk pertama kalinya. Rancangan Helen cukup kaya dengan sentuhan Jumputan dan tie-dye Shibori a la Jepang, yang dilakukannya sendiri dengan menggunakan tangan.
“Ini bukan teknik ikat-celup biasa,” jelas Helen, “Saya menggabungkan teknik ikat Shibori dan pewarnaan batik dilakukan lapis demi lapis.”
Sementara perancang Meeta Fauzan menampilkan karya-karya Muslim yang sesuai dengan perbedaan musim di Amerika. Meeta tidak menyangka mendapatkan respon yang apresiatif dari 300 pengunjung dan pemerhati busana yang hadir di peragaan busana ini.
“Saya melakukan ini, adalah untuk syiar Islam,” ujar perancang asal Bandung ini, "Agar busana Muslim dapat dikenal secara lebih luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.”
“Acara ini untuk memperkenalkan bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang toleran, Islam yang bervariasi, Islam yang beragam, Islam yang inklusif dan Islam yang demokratis,” kata Ismunandar, Atase Pendidikan dan Kebudayan Indonesia di Washington DC.
Peragaan ini diadakan di Sekolah Seni dan Desain Corcoran, Universitas George Washington dan merupakan bagian dari program 'Performing Indonesia', atas kerjasama Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat dan lembaga Smithsonian, Freer & Sackler Gallery. [nr]