Perancis Akan Sikapi Vaksin J&J Sama Seperti AstraZeneca

Pemerintah AS menghentikan sementara penggunaan vaksin Johnson & Johnson karena kekhawatiran penggumpalan darah (foto: dok).

Juru bicara pemerintah Perancis Gabriel Attal mengatakan Perancis akan memberikan vaksin Johnson&Johnson dengan cara yang sama seperti vaksin AstraZeneca, yaitu hanya diberikan pada orang yang berusia di atas 55 tahun.

Sejauh ini Perancis telah menerima 200.000 dosis vaksin dan berharap vaksin itu akan dapat digunakan setelah didistribusikan ke klinik kesehatan dan apotik pada akhir pekan ini.

“Saya yakin pendistribusian ini akan selesai pada hari Kamis (15/4) atau Jumat (16/4). Vaksin ini telah disetujui oleh badan-badan kesehatan Eropa dan Perancis. Oleh karena itu pada tahap ini vaksin Johnson&Johnson tentu saja akan didistribusikan dan diberikan dengan cara yang sama seperti vaksin AstraZeneca yaitu pada orang yang berusia di atas 55 tahun,” kata Gabriel Attal.

BACA JUGA: Johnson & Johnson Tunda Peluncuran Vaksin COVID-19 di Eropa

Menjawab pertanyaan tentang kelanjutan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah Denmark memutuskan untuk menangguhkan inokulasi vaksin itu, Attal mengatakan ia memahami keberatan publik Perancis terhadap vaksin AstraZeneca tetapi manfaat perlindungan yang diberikan terhadap beragam bentuk Covid-19 jauh lebih besar dibanding kasus thrombosis yang sangat jarang terjadi.

“Jika ada satu hal yang tidak pernah kami kompromikan, maka itu adalah transparansi mutlak dari data-data ilmiah yang tersedia dan pilihan untuk mengikuti saran badan-badan ilmiah Eropa dan Perancis yang menjami tingkat perlindungan tertinggi bagi Perancis. Berdasarkan keputusan ini dan rekomendasi ilmiah yang telah kami dapatkan, kami yakin vaksin AstraZeneca merupakan piranti penting dalam memerangi Covid-19. Memang ada beberapa kasus thrombosis yang telah terdeteksi sebagai efek samping yang serius, namun ini adalah kasus yang sangat jarang terjadi dibanding perlindungan yang diberikan vaksin ini terhadap penyakit-penyakit yang parah,” ujar Attal. [em/jm]