Perancis Percepat Aplikasi Kewarganegaraan Warga Mali Karena Aksi Kepahlawanannya

Lassana Bathily, tengah, imigran Mali dan seorang pekerja toko kelontong halal di Paris yang diserang seorang pria bersenjata yang menyelamatkan beberapa orang Yahudi yang sedang berbelanja minggu lalu, berbicara dengan anak-anak di Balai Kota Paris, Perancis, 16 Januari 2015.

Tindakan berani seorang pekerja toko kelontong halal di Paris yang diserang seorang pria bersenjata mendorong pemerintah Perancis mempercepat proses aplikasi kewarganegaraannya.

Lassana Bathily mengatakan kepada VOA, Presiden Perancis Francois Hollande menelponnya dan menjanjikannya kewarganegaraan Perancis.

Bathily, seorang Muslim dari Mali yang berusia 24 tahun menyembunyikan para pelanggannya di kamar pendingin di ruang bawah tanah sebelum melarikan diri untuk memberi tahu polisi. Ia mengatakan, agama orang-orang yang diselamatkannya tidak menjadi persoalan bagi dirinya.

Ia mengatakan, tindakannya tidak ada kaitannya dengan agama, sambil menambahkan bahwa para pelanggannya itu adalah orang-orang tidak bersalah.

Bathily dipuji sebagai pahlawan atas tindakannya dalam serangan teroris itu.

Penyerang toko itu, Amedy Coulibaly, sama-sama warga kulit hitam asal Mali dan berbahasa Perancis. Ketika meninggalkan toko dan untuk mencari bantuan, Bathily malah sempat diborgol selama 90 menit sebelum akhirnya dikukuhkan bahwa ia bukan penyerang. Bathily membantu polisi mengenal seluk beluk toko sebelum polisi berhasil menyerbu masuk dan menembak mati penyerang.