Perancis Pertimbangkan Perpanjang Negara dalam Keadaan Darurat

PM Perancis Manuel Valls (Foto: dok).

PM Manuel Valls menyarankan perpanjangan itu pada hari Rabu (20/4), dengan mengatakan bahwa kebijakan itu akan memungkinkan tersedianya tanggapan yang lebih baik terhadap ancaman teroris selama turnamen Piala Eropa.

Pemerintah Perancis mempertimbangkan untuk memperpanjang sekali lagi kebijakan negara dalam keadaan darurat setelah serangan teroris 13 November. Kali ini, langkah tersebut diambil agar bisa menyertakan waktu penyelenggaraan turnamen sepakbola Piala Eropa dan lomba balap sepeda Tour de France.

PM Manuel Valls menyarankan perpanjangan itu pada hari Rabu (20/4), dengan mengatakan bahwa kebijakan itu akan memungkinkan tersedianya tanggapan yang lebih baik terhadap ancaman teroris selama turnamen Piala Eropa, yang berlangsung dari tanggal 10 Juni hingga 10 Juli.

Kebijakan negara dalam keadaan darurat itu, yang saat ini dijadwalkan berakhir 26 Mei, memperluas wewenang polisi untuk melakukan penangkapan dan penggeledahan. Usulan perpanjangan itu diperkirakan akan diajukan ke kabinet Perancis Rabu ini dan kemudian akan membutuhkan persetujuan para legislator.

Serangan Paris, yang menewaskan 130 orang, diyakini dilakukan oleh sebuah jaringan teroris di Brussels.

Pada hari Selasa (19/4), pihak berwenang Belgia mengatakan, mereka memiliki bukti yang menyiratkan bahwa lebih banyak lagi orang hasil rekrutan ISIS yang berusaha kembali ke Eropa untuk melangsungkan serangan.

Belgia, yang menjadi sasaran serangan pada 22 Maret lalu, masih memberlakukan siaga teror pada tingkat tertinggi kedua sebulan setelah serangan di bandara dan sebuah stasiun kereta bawah tanahnya yang menewaskan 32 orang. [ab/as]