Perancis mengatakan Uni Eropa akan mempertimbangkan operasi gabungan bulan depan di Republik Afrika Tengah/ CAR yang dilanda konflik, dimana pasukan Perancis dan Afrika bekerja sama untuk melucuti milisi dan memulihkan keamanan.
PARIS β
Dalam konferensi pers di Brussels hari Jumat Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan berbagai pilihan akan diajukan kepada menteri-menteri luar negeri Uni Eropa untuk operasi di CAR ketika mereka bertemu bulan Januari mendatang.
Presiden Hollande mengatakan Perancis tidak mendesak agar Uni Eropa memainkan peran militer langsung guna menghentikan kekerasan di CAR. Namun ia ingin Eropa melakukan tugas khusus seperti melindungi bandara Bangui, atau menawarkan bantuan kesehatan, sanitasi dan kemanusiaan.
Presiden Hollande menggunakan KTT Uni Eropa minggu ini untuk meningkatkan desakannya bagi operasi Eropa di CAR, dimana kekerasan telah menewaskan dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Operasi itu juga berarti pendanaan tambahan Uni Eropa diluar apa yang sudah dianggarkan untuk mendukung misi Perancis disana.
Tapi Presiden Perancis itu mengatakan ia juga mendesak tindakan Uni Eropa. Ia mengatakan adalah kepentingan Uni Eropa untuk menambah kehadiran di Afrika, bendera Uni Eropa berkibar di CAR selain bendera Perancis.
Sejauh ini, anggota-anggota Uni Eropa enggan menawarkan dukungan lebih besar lagi. Presiden Hollande mengatakan Polandia pada prinsipnya setuju menawarkan transportasi dan personil militer dan Belgia serta Estonia juga siap membantu operasi-operasi tertentu. Beberapa negara Uni Eropa juga menawarkan dukungan logistik.
Presiden Perancis itu memperkirakan pertemuan bulan Januari mendatang akan menegaskan hal ini juga komitmen-komitmen lainnya.
Presiden Dewan Eropa Herman Von Rumpoy juga mendesak anggota-anggota Uni Eropa untuk menyumbang lebih besar bagi operasi Perancis itu. Ia mengatakan intervensi Perancis di CAR telah membantu mencegah perang saudara bahkan mungkin genosida.
Hari Jumat ada laporan baru mengenai tembak-menembak sengit di ibukota Bangui. Baik Human Rights Watch dan Amnesty Internasional minggu ini menghimbau intervensi internasional yang lebih besar untuk mengatasi kekerasan di negara itu.
Salah seorang direktur Human Rights Watch, Peter Boukaert mengatakan pasukan Perancis dan Afrika tidak mampu melakukan tugas itu sendiri.
βIni adalah negara yang lebih besar dari Perancis dan disana ada 1600 tentara Perancis di lapangan dan hanya 2000 lebih tentara Afrika berusaha menguasai keadaan dimana masyarakatnya saling bunuh. Tidak ada cukup pasukan di lapangan untuk mencegah pembunuhan masal dan menstabilkan situasi,β kata Boukaert.
Amnesty Internasional mengatakan sekitar seribu orang tewas di CAR selama bulan ini, jauh melampaui perkiraan PBB.
Presiden Hollande mengatakan Perancis tidak mendesak agar Uni Eropa memainkan peran militer langsung guna menghentikan kekerasan di CAR. Namun ia ingin Eropa melakukan tugas khusus seperti melindungi bandara Bangui, atau menawarkan bantuan kesehatan, sanitasi dan kemanusiaan.
Presiden Hollande menggunakan KTT Uni Eropa minggu ini untuk meningkatkan desakannya bagi operasi Eropa di CAR, dimana kekerasan telah menewaskan dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Operasi itu juga berarti pendanaan tambahan Uni Eropa diluar apa yang sudah dianggarkan untuk mendukung misi Perancis disana.
Tapi Presiden Perancis itu mengatakan ia juga mendesak tindakan Uni Eropa. Ia mengatakan adalah kepentingan Uni Eropa untuk menambah kehadiran di Afrika, bendera Uni Eropa berkibar di CAR selain bendera Perancis.
Sejauh ini, anggota-anggota Uni Eropa enggan menawarkan dukungan lebih besar lagi. Presiden Hollande mengatakan Polandia pada prinsipnya setuju menawarkan transportasi dan personil militer dan Belgia serta Estonia juga siap membantu operasi-operasi tertentu. Beberapa negara Uni Eropa juga menawarkan dukungan logistik.
Presiden Perancis itu memperkirakan pertemuan bulan Januari mendatang akan menegaskan hal ini juga komitmen-komitmen lainnya.
Presiden Dewan Eropa Herman Von Rumpoy juga mendesak anggota-anggota Uni Eropa untuk menyumbang lebih besar bagi operasi Perancis itu. Ia mengatakan intervensi Perancis di CAR telah membantu mencegah perang saudara bahkan mungkin genosida.
Hari Jumat ada laporan baru mengenai tembak-menembak sengit di ibukota Bangui. Baik Human Rights Watch dan Amnesty Internasional minggu ini menghimbau intervensi internasional yang lebih besar untuk mengatasi kekerasan di negara itu.
Salah seorang direktur Human Rights Watch, Peter Boukaert mengatakan pasukan Perancis dan Afrika tidak mampu melakukan tugas itu sendiri.
βIni adalah negara yang lebih besar dari Perancis dan disana ada 1600 tentara Perancis di lapangan dan hanya 2000 lebih tentara Afrika berusaha menguasai keadaan dimana masyarakatnya saling bunuh. Tidak ada cukup pasukan di lapangan untuk mencegah pembunuhan masal dan menstabilkan situasi,β kata Boukaert.
Amnesty Internasional mengatakan sekitar seribu orang tewas di CAR selama bulan ini, jauh melampaui perkiraan PBB.