Perang di Ukraina membayangi prosesi tradisional Colosseum Jumat Agung Roma, setelah keputusan Vatikan yang memilih seorang perempuan Rusia dan seorang perempuan Ukraina untuk bersama-sama memikul salib memicu amarah orang Ukraina.
Dalam upaya nyata untuk meredakan keberatan, ketika saatnya tiba bagi kedua perempuan yang sama-sama bekerja di sebuah rumah sakit di Roma itu untuk berjalan memikul salib, para peserta upacara dimohon berhenti sejenak dalam “keheningan doa” dan berdoa dalam hati demi perdamaian dunia.
Naskah asli yang ditulis berdasarkan masukan kedua perempuan itu mengangkat prospek “rekonsiliasi.”
Penggunaan istilah itu telah memicu protes Duta Besar Ukraina untuk Takhta Suci serta seorang uskup agung Kyiv.
Mereka keberatan atas sorotan terhadap gagasan rekonsiliasi sementara Ukraina masih dihancurkan oleh perang yang diluncurkan Rusia.
Vatikan tidak menanggapi protes tersebut.
Namun tampaknya sebagai reaksi terhadap amarah itu, renungan asli, yang seharusnya dibacakan saat mereka bersama-sama memikul salib, dipersingkat dalam prosesi itu.
Paus Fransiskus, yang mengadiri upacara itu, tidak mengungkit persoalan itu.
Sebagai gantinya, pada akhir prosesi, ia berdoa agar Tuhan “membimbing mereka yang bermusuhan untuk berjabat tangan, agar mereka saling mengampuni.”
Ia juga berdoa agar Tuhan “melucuti tangan saudara yang saling berselisih, agar di mana ada kebencian, harmoni akan mekar.”
BACA JUGA: Jalankan Ibadah Kamis Putih, Paus Basuh Kaki Narapidana di Penjara RomaMeskipun Paus telah mengecam invasi dan serangan ke Ukraina sejak 24 Februari itu sebagai sebuah “penistaan,” ia menahan diri untuk tidak menyebut Rusia sebagai agresor, meski ia dengan jelas merujuk pada sosok Presiden Rusia Vladimir Putin.
SIR, kantor berita konferensi uskup Italia, mengatakan bahwa beberapa media keagamaan Ukraina tahun ini menolak menyiarkan atau memberitakan prosesi Colosseum sebagai bentuk protes.
Namun umat lainnya di dunia memuji keputusan Vatikan untuk memasangkan kedua perempuan itu.
Jumat Agung adalah salah satu hari utama bagi umat Kristen selama Pekan Suci, dengan puncaknya pada Paskah di hari Minggu (17/4). [rd/pp]