Pemerintah Honduras pada Sabtu (7/1) memperpanjang deklarasi keadaan darurat selama 45 hari. Mereka juga memperluas status itu ke beberapa wilayah lain untuk memerangi geng-geng kriminal di tengah tingginya tingkat kekerasan.
Polis nasional mengatatak keadaan darurat, yang diberlakukan sejak 6 Desember di 165 wilayah di dua kota terbesar Honduras, Tegucigalpa dan San Pedro Sula, telah diperluas ke 235 dari 298 wilayah perkotaan di negara itu, kata polisi nasional.
Kepala polisi Gustavo Sanchez mengatakan kepada wartawan bahwa kebijakan itu akan mengurangi kejahatan dan kekerasan yang berkelanjutan.
Dia menambahkan bahwa keputusan untuk memperpanjang status keadaan darurat diambil berdasarkan hasil penerapan yang baik selama Desember.
Langkah tersebut adalah bagian dari upaya keras Presiden Xiomara Castro yang berhaluan kiri terhadap geng-geng seperti Mara Salvatrucha dan Barrio 18. Upaya itu akan menangguhkan beberapa hak konstitusional dan mengizinkan pasukan keamanan untuk menahan orang-orang yang mereka anggap terkait dengan atau telah melakukan kejahatan.
Upaya ini dilakukan di tengah keluhan para pemilik bisnis, sektor transportasi, dan warga Honduras yang mengatakan bahwa pemerasan oleh penjahat telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut polisi, selama sebulan pertama dari upaya tersebut, 39 geng kriminal dihancurkan dan 652 orang ditangkap, sementara 43 kilogram kokain dan ribuan gram kokain crack disita.
Para pembela hak asasi manusia mengatakan bahwa mereka akan memantau tindakan tersebut.
Pemerasan menghasilkan keuntungan tahunan hingga $737 juta atau 11 triliun Rupiah untuk geng-geng, hampir 3% dari produk domestik bruto negara itu, menurut data Association for a More Just Society, sebuah LSM yang berfokus pada keamanan.